Berdasarkan hasil survei, konsumen daring akan lanjut berbelanja apabila ada ruang yang memungkinkan mereka berkomunikasi langsung dengan pedagang.
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Konsumen akan berminat melanjutkan berbelanja daring apabila terdapat ruang yang memungkinkan mereka berkomunikasi langsung dengan pedagang. Melalui percakapan, konsumen merasa bisa membangun kepercayaan terhadap mutu produk sekaligus kedekatan dengan pedagang.
Istilah transaksi belanja daring melalui percakapan atau conversational commerce adalah proses konsumen bercakap-cakap daring dengan penjual yang berakhir dengan pembelian. Percakapan daring itu bisa terjadi di aplikasi pesan instan, kolom pesan di media sosial, ataupun fitur layanan berbincang di toko perdagangan secara elektronik atau e-dagang.
Berdasarkan laporan survei ”Conversational Commerce” yang dilakukan Facebook dan Boston Consulting Group terhadap 1.112 orang konsumen di Indonesia, 91 persen di antaranya mengaku berminat terus berbelanja dan meningkatkan nilai transaksi pada masa mendatang. Survei itu berlangsung dilakukan pada Mei-Agustus 2019.
Leads of Technology Advantage Practice Boston Consulting Group untuk Asia Tenggara, Omg Ching Fong, Jumat (25/10/2019), di Jakarta, menyebutkan, sebesar 29 persen responden telah melakukan pembelian karena sudah bercakap-cakap daring dengan penjual.
Director, Global Business Group, Southeast Asia and Emerging Countries Facebook Sarita Singh mengatakan, berkomunikasi langsung dengan penjual adalah hal yang lumrah. Di Indonesia, meskipun industri e-dagang telah tumbuh pesat, sejumlah konsumen tetap menyukai momen berbincang dengan pedagang.
Dari hasil survei diketahui 43 persen responden mengaku conversational commerce menjadi hal pertama yang mereka lakukan sebelum memutuskan berbelanja daring. Selama bercakap-cakap, konsumen sering kali memperjelas wujud produk dan berargumen soal harga.
Selama bercakap-cakap, konsumen sering kali memperjelas wujud produk dan berargumen soal harga.
”Kehadiran ruang layanan berbincang daring, mulai dari berwujud aplikasi pesan instan, fitur di platform toko e-dagang, sampai media sosial, mendorong lalu lintas berbelanja. Selain itu, kedekatan antara konsumen-pedagang pun terjalin,” ujarnya.
Sarita menekankan, conversational commerce menjadi bagian kecil dari keseluruhan lanskap pasar e-dagang. Kalaupun terjadi pembelian langsung di ruang layanan percakapan daring, hal itu akan melengkapi keseluruhan transaksi di pasar e-dagang.
Corporate Business Development Manager Massindo Group, Hardyaz Hasyim, menceritakan, sebagian besar konsumen mempunyai perilaku suka bercakap-cakap dengan penjual. Dalam ruang perbincangan daring berbentuk apa pun, mereka menuntut pedagang merespons cepat. Jika tidak, mereka akan beralih ke pedagang lain.
Massindo Group merupakan perusahaan manufaktur produk kasur. Dia mengatakan, perusahaan memiliki berbagai ruang untuk melayani percakapan daring dengan konsumen. Dengan cara itu, perusahaan bisa meningkatkan kedekatan hubungan yang berujung pada peningkatan penjualan.