Tulisan Inspiratif Dua Wartawan ”Kompas” Mendapat Penghargaan BNPB
Irma Tambunan dan Rhama Purna Jati, dua wartawan Kompas yang bertugas di wilayah Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, mendapat penghargaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Pekanbaru, Selasa (5/11/2019).
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Irma Tambunan dan Rhama Purna Jati, dua wartawan Kompas yang bertugas di wilayah Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, mendapat penghargaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Pekanbaru pada Selasa (5/11/2019). Penghargaan yang diberikan oleh Kepala BNPB Doni Monardo itu terkait karya atau tulisan keduanya yang dinilai inspiratif dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
”Tulisan wartawan Kompas ini memberi inspirasi. Kami jadi mengetahui persoalan di lapangan dari tulisannya,” kata Doni di sela-sela ceramah umum kepada mahasiswa Universitas Riau di Pekanbaru. Acara tersebut dihadiri Gubernur Riau Syamsuar, Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead, Rektor Universitas Riau Aras Mulyadi, dan Komandan Korem 031 Wirabima Brigadir Jenderal Mohammad Fadjar.
Menurut Doni, tulisan Irma Tambunan, yang biasa disapa ITA, mengulas persoalan illegal logging atau pembalakan liar secara besar-besaran di hutan Jambi. Tulisan itu menyuguhkan fakta bahwa perusakan lingkungan secara besar-besaran di hutan negara terjadi saat petugas gabungan dari TNI/Polri dan masyarakat sedang berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
”Berkat tulisan itu, Pak Kapolri jadi mengetahui persoalan di lapangan dan segera memerintahkan anggotanya untuk melakukan penindakan. Pelakunya sudah ditangkap dan ditahan,” kata Doni.
”Tidak gampang untuk melakukan liputan illegal logging yang berbahaya, apalagi dilakukan oleh perempuan wartawan,” lanjutnya.
Laporan ITA yang dimaksud Doni adalah pengungkapan pembalakan liar secara besar-besaran di wilayah Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, pada pekan kedua Oktober 2019. Foto-foto pembalakan liar itu mengungkapkan ironi karena terdapat kebakaran lahan persis di sebelah aktivitas pencurian kayu hutan.
Adapun tulisan RAM, demikian Rhama biasa dipanggil, menyuguhkan cerita tentang Sersan Dua Sutrasno, bintara pembina desa dari Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, yang bertanam nanas untuk mengatasi kebakaran lahan. Berkat nanas, lahan gambut Sutrasno yang biasanya terbakar setiap tahun menjadi aman dari api. Selain itu, ia juga mendapat keuntungan lumayan dari panen nanas.
Cerita perjuangan Sutrasno melawan api diturunkan dalam rubrik Sosok Kompas pada 29 Oktober 2019. Berkat tulisan itu, Sutrasno juga ikut mendapat penghargaan dari Kepala BNPB. Selain Sutrasno, penghargaan yang sama juga diterima oleh Mujidun (65), petani pegiat budidaya nanas dari Dusun IV Sepucuk, Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
ITA adalah wartawan Kompas yang sangat berdedikasi terutama dalam masalah lingkungan. Di Jambi, hampir tidak ada pegiat lingkungan yang tidak mengenal nama ITA. Jejaringnya dalam organisasi lingkungan sangat baik sehingga ITA kerap mendapat informasi akurat tentang permasalahan lingkungan yang sedang berlangsung.
ITA sering blusukan ke hutan-hutan di Jambi. Ia seakan tidak pernah takut dalam liputan pembalakan liar. Pada kerja liputan Maret 2019, ITA pernah mengalami pengalaman cukup menakutkan, diacungi parang dan disandera oleh komplotan pembalak liar.
RAM adalah yunior ITA yang semakin intens dalam pemberitaan lingkungan, terutama peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan. RAM rela mengikuti petugas pemadam bekerja memadamkan api sampai larut malam dan baru pulang pada dini hari tatkala wartawan lain sudah tertidur lelap.