Tak banyak hal yang ditakuti Manajer Manchester City Pep Guardiola, di antaranya kekalahan dan Liverpool. Dua fobia itu sekaligus menghampirinya pada laga di Anfield, Minggu malam ini.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
LIVERPOOL, SABTU – Bagi Pep Guardiola, tiada urusan duniawi perlu ditakuti, termasuk jika sampai kehilangan pekerjaan sebagai Manajer Manchester City. Namun, filosofi hidupnya itu tidak berlaku di hadapan Liverpool, tim yang menghadirkan mimpi buruk baginya.
Liverpool adalah hal paling ditakuti Guardiola selain kekalahan. Hal itu terungkap dalam film dokumenter garapan Amazon Prime berjudul All or Nothing (2018). Dalam salah satu adegan film ini, manajer asal Spanyol itu mencurahkan isi hatinya menjelang duel kontra Liverpool, dua musim lalu.
Ia mengaku takut akan ketajaman trisula maut ”The Reds” yaitu Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Mohamed Salah. ”Mereka sungguh menakutkan. Saya serius,” ujar Guardiola kepada asistennya jelang duel Liverpool dan City pada perempat final Liga Champions Eropa 2017-2018.
Ketakutannya itu menjelma realita. ”The Citizens” dibuat tidak berkutik dan takluk 0-3 di Stadion Anfield, 5 April 2018. Upaya balas dendam gagal total karena pada pertemuan balasan di Stadion Etihad, dua pekan berselang, City lagi-lagi kalah dari tim asuhan Juergen Klopp ini, kali ini dengan skor 1-2.
City tersingkir, ambisi Guardiola meraih trofi Liga Champions ketiga gagal terwujud. Tidak hanya itu, kekalahan telak 0-3 di Anfield meninggalkan fobia pada diri Guardiola menyusul serangan suporter The Reds. Ketika itu, bus City yang membawa Guardiola dan timnya rusak dilempari fans tuan rumah dengan batu dan botol.
”Polisi sadar itu laga Liga Champions. Namun, mereka tidak melakukan apa pun saat itu. Mudah-mudahan, laga besok menjadi luar biasa tanpa harus terulang kejadian dua musim lalu (serangan fans),” tukas Guardiola menjelang laga kedua tim di Anfield, Minggu pukul 23.30 WIB.
Fobia Guardiola akan Liverpool kian terlihat lewat komentarnya yang tidak lazim sepekan terakhir. Guardiola, manajer yang terkenal sangat santun, mendadak menebar perang urat syaraf. Dia mengomentari kemenangan dramatis The Reds, 2-1, di markas Aston Villa pekan lalu. Sadio Mane menjadi pahlawan Liverpool berkat gol sundulannya di menit injury time 90+4.
Mane juga menjadi pahlawan Liverpool saat membekap Tottenham Hotspur 2-1, pekan sebelumnya. Ketika itu, dia dengan cerdik memanfaatkan kebiasaan buruk bek kanan Spurs, Serge Aurier, menjatuhkan lawan di kotak penalti. Hadiah penalti pun dimaksimalkan oleh Mohammed Salah.
”Mane adalah talenta spesial. Terkadang dia melakukan diving, terkadang mencetak gol luar biasa,” ujar Guardiola mengomentari penampilan Mane yang diganjar kartu kuning akibat diving melawan Villa, seperti dikutip The Telegraph.
Serangan mulut
Menurut Jamie Redknapp, mantan bek Liverpool, ”serangan mulut” terhadap Mane itu adalah bentuk nyata fobia Guardiola terhadap tim rivalnya itu. ”Sangatlah mengejutkan. Tidak lazim seorang manajer mengomentari pemain rival. Saya menilai, ini bukan perang urat syaraf. Itu adalah bentuk ketakutan nyata Guardiola terkait ancaman Mane,” ujarnya di Sky Sports.
Sebaliknya, Mane justru senang dan bangga telah mengusik pikiran Guardiola menjelang duel itu. Ia akan melakukan segala upaya untuk membuat timnya menang di laga itu, sebagai pembalasan atas dirampasnya trofi Liga Inggris musim lalu. ”Jika memang (akan dapat) penalti, saya akan melakukannya lagi (diving),” ujar Mane sarkastis membalas pernyataan Guardiola.
Guardiola memang patut khawatir dengan ancaman Mane dan Liverpool. The Reds sangat perkasa di Anfield, tidak terkalahkan pada 45 laga Liga Inggris sejak Mei 2017. The Reds juga punya mentalitas baja, kerap menang atau mengejar ketertinggalan pada menit-menit akhir laga. Tidak heran, Guardiola pun menyebut The Reds sebagai tim terbaik saat ini.
Apalagi, City akan pincang terutama di lini pertahanan. Mereka tidak bisa diperkuat kiper Ederson, bek tengah Aymeric Laporte, dan bek kiri Oleksandr Zinchenko yang cedera. Adapun Liverpool hampir pasti tampil dengan kekuatan penuh. Hanya bek Joel Matip yang dipastikan absen karena cedera.
Meskipun demikian, Klopp berkata, timnya harus tampil maksimal jika ingin meraih kemenangan dan unggul sembilan poin dari City pada puncak klasemen Liga Inggris. “Semua orang di Liverpool harus berada di puncak penampilannya, tidak terkecuali penjual hotdog di tribune penonton, jika ingin memenangi laga ini,” ujarnya sambil bergurau.
Sementara itu, pada laga Sabtu malam, Chelsea melanjutkan tren positifnya dengan memukul Cystal Palace 2-0 berkat gol Tammy Abraham dan Christian Pulisic. Kemenangan kelima beruntun di Liga Inggris itu membuat “The Blues” menyalip City di peringkat kedua klasemen sementara. (AFP/Reuters)