Tanggung jawab untuk menjalankan tugas di lapangan sesuai instruksi pelatih menjadi modal yang harus dimiliki pemain sepak bola yang ingi berkarier secara profesional.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Seorang pemain sepak bola wajib bertanggung jawab atas peran dan tugas yang sudah diberikan pelatih. Sikap ini menjadi modal utama yang harus dimiliki setiap pemain jika ingin berkarier secara profesional. Ajang Liga Kompas Kacang Garuda U-14 pun memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk berlatih bertanggung jawab.
Laga Tajimalela FA melawan Pelita Jaya yang berlangsung pada pekan kedelapan, Minggu (10/11/2019) di GOR Ciracas, Jakarta Timur, merupakan salah satu contohnya. Tajimalela akhirnya menang 3-0 karena para pemain mampu mematuhi instruksi pelatih dengan baik. Ketiga gol tim ini dicetak oleh Tengku Ahmad Alif, dua di antaranya terjadi dalam selang waktu dua menit menjelang akhir laga.
“Kemenangan ini bisa kami raih karena pemain bisa bermain di posisi masing-masing dengan baik. Mereka mengerti dan mampu menjalankan perannya,” kata pelatih Tajimalela FA, Sudana Sukri. Ini merupakan kemenangan kedua Tajimalela dan kini mereka mengantongi enam poin di peringkat ke-13.
Kiper andalan Tajimalela, Alki Rafli Pasya, mengalami cedera pada pinggulnya sejak awal kompetisi. Padahal, tim sudah kekurangan stok kiper. Oleh karena itu, pemain yang awalnya berposisi sebagai bek yakni Ahmed Franco Baresi Al Milano didaulat menjadi kiper.
Sudana mengakui timnya sudah menelan lima kekalahan dan kebobolan sebanyak 14 gol karena faktor kiper. “Kiper sering melakukan kesalahan terutama terkait tangkapan bola karena mereka awalnya memang bukan kiper. Semoga nanti pada paruh musim kedua kami bisa mendapat kiper lagi,” katanya.
Saat ini Sudana menyiasati situasi ini dengan meminta para pemain bertahan untuk lebih kompak membantu kiper. Para bek diminta untuk tidak membiarkan kiper bekerja keras sendiri. Hasilnya, Tajimalela bisa merasakan catatan clean sheet atau tidak kebobolan untuk kali kedua setelah sebelumnya bermain imbang 0-0 melawan Big Stars Babek FA pada pekan ketiga.
Sementara itu, Franco juga merasa harus bertanggung jawab ketika dipercaya menjadi kiper. “Sebenarnya masih agak grogi ketika mau maju atau mundur. Kalau nanti tetap jadi kiper, saya mau,” kata Franco yang awalnya merupakan seorang libero.
Sebaliknya, Manajer Pelita Jaya Ferry Rumbayan mengaku tidak tahu penyebab timnya bermain buruk siang itu. “Saat latihan terakhir, Jumat, mereka mainnya sudah bagus,” katanya.
Ferry menduga para pemain tidak memanfaatkan waktu istirahat pada Sabtu dengan baik sehingga kelelahan. Seusai laga, ia kemudian berbicara panjang lebar kepada para pemainnya dan berpesan untuk lebih bertanggung jawab. Ketika akan menghadapi laga, pemain harus lebih disiplin dalam menjaga kondisi fisik.
Proses panjang
Pada laga terakhir, Bina Taruna nyaris kalah dari Bintang Ragunan. Mereka lebih dulu tertinggal 1-2 sebelum wasit memberikan penalti kepada Bina Taruna. Fadil Muhammad Badhawi sukses melakukan penalti itu dan kedudukan berakhir imbang, 2-2.
“Saya tidak mempermasalahkan hasil akhir karena saya membiarkan para pemain untuk berproses,” kata pelatih Bina Taruna, Izak Jeffry Dodi Sahetapy. Ketika tertinggal 1-2, Dodi meminta para pemain untuk tetap fokus membangun serangan sesuai intruksinya. Proses bagaimana pemain berlatih menguasai bola dan membangun serangan dengan sabar menjadi prioritas.
Pada laga lainnya, Matador Mekarsari masih kokoh di puncak klasemen setelah mengalahkan Villa 2000, 4-1. Buperta Cibubur juga menyamai raihan poin Matador, yaitu 22 poin, setelah mengalahkan BTC, 2-1. Salfas Soccer juga berpesta gol setelah mengalahkan Metro Kukusan, 4-0, dan membuat Metro hingga saat ini belum merasakan kemenangan. (DEN)