Claudia Emmanuela, dari Kantin Sekolah hingga Juara di Jerman
Bagi sebagian warga Cirebon, Jawa Barat, Jerman kerap dipelesetkan sebagai ”jejeran Pasar Kanoman”. Kini, guyonan itu bakal usang setelah Claudia Emmanuela Santoso (19) sukses menjuarai The Voice of Germany 2019.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·5 menit baca
Bagi sebagian warga Cirebon, Jawa Barat, Jerman kerap dipelesetkan sebagai ”jejeran Pasar Kanoman”. Kini, guyonan itu bakal usang setelah remaja asal Cirebon, Claudia Emmanuela Santoso (19), sukses menjuarai The Voice of Germany 2019. Inilah kemenangan masyarakat Cirebon dan Indonesia.
Puluhan siswa SMA Kristen Penabur Cirebon bersorak gembira ketika menyaksikan tayangan ulang The Voice of Germany (TVOG) 2019 dalam layar kaca di lobi sekolah, Kota Cirebon, Senin (11/11/2019). Mereka memanggil nama seniornya, Audi—sapaan Claudia—yang memenangi ajang pencarian bakat itu. Sejumlah siswa juga memegang baju putih bertuliskan ”Team Claudia”.
Beberapa jam sebelumnya, waktu di Jerman, Audi menduduki posisi puncak dalam final TVOG 2019 setelah melantunkan lagu Whitney Houston berjudul ”I Have Nothing”. Audi, yang mengenakan gaun oranye dengan jepit di rambut lurusnya, meraih 46,3 persen suara, jauh melebihi empat kontestan lainnya, yakni Erwin, Lucas, Fidi, dan Freschta.
Alice Merton, juri sekaligus mentor Audi, histeris memeluk tubuh langsing anak asuhnya. Sepertinya, Alice tidak akan menyesal telah menitikkan air mata karena mendengar suara Audi saat tampil audisi awal TVOG 2019, beberapa waktu lalu.
”Ini bukan hanya untuk kami, melainkan juga kemenangan masyarakat Cirebon bahkan Indonesia. Di media-media, disebutkan Audi gadis asal Cirebon. Ini juga persembahan khusus bagi bangsa Indonesia karena Audi menang tepat di Hari Pahlawan (10 November),” ujar Yohannes Subagyo, guru Musik SMA Kristen Penabur Cirebon.
Subagyo sendiri menonton siaran langsung TVOG via internet. Namun, matanya kalah dan terpejam ketika jarum jam menunjuk pukul 02.00. ”Sekitar pukul 08.00, saya ditelepon orangtuanya. Benar, dia juara pertama. Mereka baru pulang pukul 2 pagi waktu Jerman. Suhu di sana 2 derajat celsius,” katanya.
Kabar gembira itu disambut pihak sekolah dengan menonton bareng tayangan ulang aksi Audi. Sebelumnya, sejak pertengahan September, saat lolos TVOG 2019, wajah Audi menghiasi monitor televisi di lobi, tangga, kantin, hingga dapur sekolah. Dari sana, siapa pun bisa melihat aksinya saat membuat empat juri memencet tombol ”I Want You” dan membalikkan kursi karena memilih Audi.
Menjadi inspirasi
Setiap waktu istirahat pertama selama 20 menit dan 30 menit istirahat kedua, suara tinggi Audi bergema di seantero sekolah. Pihak sekolah memang kerap memutar lagu saat jam istirahat, seperti saat peringatan Hari Kemerdekaan RI.
”Semoga dengan cara ini, adik-adik kelas Audi terinspirasi,” kata Kepala SMA Kristen Penabur Cirebon Gunawan.
Menurut rencana, saat pulang liburan ke Cirebon pada Juni 2020, pihak sekolah akan meminta Audi tampil di pentas seni sekolah. Saat ini Audi tengah bersiap masuk universitas di Jerman.
Sebelum meninggalkan Indonesia tahun 2018, Audi dikenal sebagai penyanyi yang kerap mengikuti lomba tingkat kota, provinsi, bahkan nasional. Dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional di Manado 2016, misalnya, anak pasangan Christin Gunawan dan Gunawan Santoso ini menjadi salah satu finalis.
Audi dikenal sebagai penyanyi yang kerap mengikuti lomba tingkat kota, provinsi, bahkan nasional.
Audi juga pernah meraih juara kedua Bintang Radio RRI Cirebon sekitar 2016. Ia juga diketahui pernah mengikuti audisi salah satu pencarian bakat di stasiun televisi swasta.
Berbagai pencapaian itu tidak lahir seketika. Audi sudah mengikuti les vokal sejak usia 4,5 tahun. Subagyo menuturkan, memasuki SMP Penabur, Audi menjadi andalan paduan suara sekolah. Bahkan, dia sudah masuk ring 1 Solatifa Choir, paduan suara SMAK Penabur, saat masih di kelas IX SMP.
Ring 1 merupakan tim Solatifa Choir berisi 40 orang yang kerap mengikuti lomba. Audi berperan sebagai penyanyi solo. Sementara ring 2 dan ring 3 Solatifa Choir mengisi acara di gereja hingga upacara sekolah.
”Audi humble. Diminta lomba di mana pun mau, enggak banyak tanya,” kata Subagyo yang tidak heran dengan prestasi anak didiknya itu. Audi juga kerap tampil dalam friday event, yakni aksi perwakilan setiap kelas untuk menghibur siswa di kantin setiap Jumat. Berbagai ”panggung” itu, lanjutnya, turut menempa mental anak pelayar tersebut, selain les vokal di luar sekolah.
Audi yang pandai bermain biola juga kerap melebihi kuota latihan saat paduan suara. Jika waktu latihan dua jam, mantan siswa kelas unggulan XII IPA 1 itu bisa berlatih hingga lima jam. Katanya, setiap anak bisa menjadi seperti Audi asal tekun dengan bidangnya masing-masing.
Christin mengatakan, setelah menang di TVOG 2019, Audi akan melanjutkan kuliahnya sekaligus mengikuti tur di sejumlah kota di Jerman selama sebulan. ”Desember mendatang, singel Audi berjudul ’Goodbye’ yang ditulis Alice Merton sudah rilis,” katanya saat dihubungi via Whatsapp.
Adriel Pranawa Adi (15), siswa kelas X IPS 1 SMAK Penabur Cirebon, mengaku terinspirasi dengan prestasi Audi. ”Saya sedang les alat musik saksofon. Nanti, mau les vokal juga dan masuk paduan suara. Saya hobi nyanyi, tetapi biasanya di kamar mandi saja,” ujar Adriel yang pernah bergabung denganpaduan suara saat SD dan SMP.
Mendengar informasi kemenangan Audi, Ketua Dewan Kesenian Cirebon Kota Akbarudin Sucipto terkejut. ”Selama ini, guyonan di Cirebon, kalau warga ke Jerman, ya, jejeran Pasar Kanoman. Sekarang, ada anak Cirebon juara di Jerman. Ini bukan lagi guyonan,” katanya.
Selama ini guyonan di Cirebon, kalau warga ke Jerman, ya, jejeran Pasar Kanoman. Sekarang, ada anak Cirebon juara di Jerman. Ini bukan lagi guyonan.
Bahkan, menurut Akbar, Audi sudah menjelma kebanggaan masyarakat Indonesia. Jika di bidang teknologi, ada Presiden ketiga RI BJ Habibie yang disegani di Jerman. Kini, katanya, Audi bisa masuk deretan bintang di Jerman. Sebelum Audi, Sandhy Sondoro juga berkarier di Jerman setelah menjadi finalis kontes menyanyi di sana pada 2007.
Audi juga membuktikan bahwa Cirebon punya seniman berbakat. Sederet nama seniman asal Cirebon yang sudah lebih dahulu berkarya, di antaranya aktor sekaligus pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno, dan Dewi Yul. Pemerintah daerah seharusnya bisa menghadirkan Audi yang baru melalui wadah apresiasi seni.
”Sayangnya, pemerintah daerah cenderung lamban. Dulu, ada grup karawitan anak Cirebon yang mendapatkan penghargaan tingkat nasional, tetapi didiamkan saja. Sekarang, keberhasilan Audi harus menjadi pelajaran untuk arah yang lebih baik,” katanya.
Audi sudah membuktikan, sekali lagi anak-anak Indonesia bisa menaklukkan dunia. Giliran anak bangsa lain meneruskannya.