Daihatsu Indonesia Masters yang berlangsung di antara Malaysia Masters dan Thailand Masters, Januari 2020, diharapkan dimanfaatkan oleh atlet-atlet bulu tangkis Indonesia untuk mengumpulkan poin Olimpiade 2020.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim bulu tangkis Indonesia diminta menjaga fisik dan mental pada posisi puncak terutama menjelang Olimpiade Tokyo 2020. Ajang Indonesia Masters yang akan digelar awal tahun depan menjadi ujian tim ”Merah Putih” untuk mengumpulkan poin awal menuju Olimpiade.
Daihatsu Indonesia Masters 2020 akan bergulir di Istora Senayan, Jakarta Pusat, pada 14-19 Januari 2020. Ajang ini termasuk dalam agenda BWF World Tour Super 500 yang menyediakan total hadiah 400.000 dollar AS (sekitar Rp 5,6 miliar). Hadiah tersebut lebih banyak dari musim sebelumnya, yaitu 50.000 dollar AS (sekitar Rp 704 juta).
Ketua Umum PP PBSI Wiranto menuturkan, seiring dengan berjalannya waktu, permainan bulu tangkis semakin canggih karena mengandalkan ilmu keolahragaan (sport science). ”Selisih kualitas atlet kelas satu tidak beda jauh, mereka saling mengambil kemenangan. Oleh karena itu, siapa yang pada saat menentukan berada di posisi puncak, dia yang menang,” katanya saat konferensi pers Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Wiranto meminta, selama setahun mendatang, Jonatan Christie dan kawan-kawan dapat menjaga fisik dan mental pada posisi puncak. Dengan cara itu, ketika saatnya Olimpiade, Indonesia mampu mempertahankan perolehan medali emas seperti yang pernah diraih di Rio de Janeiro 2016 melalui ganda campuran Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan, Indonesia menargetkan dapat mengirim kuota maksimal dua wakil pada setiap sektor di Olimpiade Tokyo 2020. Susy berharap, ajang Indonesia Masters yang digelar berurutan dengan Malaysia Masters (7-12 Januari 2020) dan Thailand Masters (21-26 Januari 2020) dapat dimanfaatkan atlet untuk merebut poin Olimpiade.
”Ajang ini penting karena diselenggarakan pada awal tahun, saat perhitungan poin Olimpiade dimulai. Dengan tampil di kandang sendiri, akan memberikan dampak luar biasa untuk atlet. Semoga ini bisa menjadi motivasi, bukannya beban untuk atlet,” tutur Susy.
Berdasarkan aturan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), untuk dapat memanfaatkan kuota maksimal dua wakil pada setiap sektor lomba, setiap negara perlu menempatkan atlet-atlet ke dalam peringkat 8 besar pada sektor ganda dan 16 besar pada sektor tunggal.
Posisi
Berdasarkan pemaparan Susy, saat ini sektor ganda putra cukup aman karena terdapat tiga pasang pemain yang menempati peringkat delapan besar dunia. Tiga pasang ganda putra itu adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (1), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (2), serta Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (5).
Indonesia juga cukup aman mengirimkan dua pemain tunggal putra dengan mengandalkan Jonatan Christie (6) dan Anthony Sinisuka Ginting (8). Pada sektor ganda campuran, Praveen/Melati ditargetkan naik dari nomor lima menjadi empat. Selain itu, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja yang duduk di peringkat kesembilan juga harus bekerja keras masuk delapan besar dunia.
Pada sektor ganda putri, harapan paling besar ada di pundak Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang kini menempati peringkat kedelapan. Selain mereka, pasangan Indonesia lainnya berperingkat di luar delapan besar. Adapun pada tunggal putri, Indonesia berharap setidaknya bisa meloloskan satu atlet mengingat posisi Gregoria Mariska Tunjung (23) dan Fitriani (28) kurang aman.
Tunggal putra Jonatan ”Jojo” Christie mengatakan, dirinya berharap bisa tampil lebih baik di Indonesia Masters 2020. ”Sebelumnya saya hanya sampai semifinal. Saya harap, minimal bisa mengulang, dan kalau bisa lebih baik lagi,” kata juara Asian Games 2018 ini.
Jojo menuturkan, tahun depan perhitungan poin Olimpiade dimulai sehingga dirinya berharap bisa menjadi juara pada setiap pertandingan. Namun, Jojo juga harus memperhatikan kondisi fisiknya agar tidak cedera. Jika cedera, ia bisa terlempar dari posisi delapan besar dunia.
Hendra Setiawan menyebutkan, dengan usia yang tidak lagi muda, yaitu 35 tahun, ia memasang target realistis di Indonesia Masters 2020, yaitu dapat mencapai semifinal. Namun, Hendra tetap punya ambisi besar untuk tampil di Olimpiade 2020. ”Saya pengin jadi juara, kan, sama Ahsan belum juara Olimpiade,” kata Hendra, yang meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 bersama Markis Kido.