Jalan Tol Jakarta-Cikampek Layang akan beroperasi Desember. Namun, tarif jalan tol layang yang dibangun untuk mengurangi kepadatan Tol Jakarta-Cikampek itu belum ditentukan.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menurut rencana, Tol Jakarta-Cikampek Layang akan dioperasikan pada Desember. Dengan demikian, tol tersebut dapat mendukung arus kendaraan pada liburan Natal dan Tahun Baru.
Pada Minggu (24/11/2019), proyek jalan tol layang sepanjang 38 kilometer itu sudah memasuki tahap penyelesaian.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, berdasarkan laporan yang ia terima, proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek Layang itu sedang dibersihkan dan dipasang marka jalan.
”Kami sudah diberi laporan bahwa akhir bulan ini akan siap. Pada tanggal 30 November akan saya cek. Kalau Tol Jakarta-Cikampek Layang kita resmikan pada pertengahan Desember, misalnya, pada Natal dan Tahun Baru akan beroperasi dan masih belum bertarif,” kata Basuki di Jakarta, akhir pekan lalu.
Tol Jakarta-Cikampek Layang berada di antara Simpang Susun Cikunir dan Gerbang Tol Karawang Barat. Jalan tol layang ini dibangun untuk menambah kapasitas Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang saat ini padat. Rasio kendaraan dibandingkan dengan kapasitas jalan di atas batas yang ditetapkan atau di atas 0,8.
Basuki menambahkan, menurut rencana, Jalan Tol Jakarta-Cikampek Layang hanya diperuntukkan bagi kendaraan golongan I. Adapun kendaraan golongan II sampai dengan golongan V atau yang berjenis truk melewati Tol Jakarta-Cikampek di bawah.
Jalan Tol Jakarta-Cikampek Layang hanya diperuntukkan bagi kendaraan golongan I.
Mengutip laman Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), golongan I meliputi sedan, jip, pikap, truk kecil, dan bus.
Perihal tarif, menurut Basuki, sampai saat ini masih dihitung. Sebab, kendati Jalan Tol Jakarta-Cikampek Layang dibangun untuk menambah kapasitas tol Jakarta-Cikampek yang sudah ada, biaya investasinya lebih besar.
Salah satu skema penghitungan tarif yang muncul adalah skema tarif campuran antara tol di bawah dan tol layang. ”Alasannya, jalan tolnya sebenarnya sama,” ujar Basuki.
Akan tetapi, Basuki memastikan setelah dioperasikan, masih ada masa sosialisasi bagi pengguna selama dua minggu sampai dengan satu bulan. Pada masa sosialisasi tersebut, pengguna tol tidak akan dikenai tarif alias gratis.
Kepala BPJT Danang Parikesit menambahkan, pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait masih membahas rencana pemanfaatan Tol Jakarta-Cikampek Layang hanya untuk kendaraan golongan I. Kemungkinan, penetapan ini tidak memerlukan payung hukum berupa regulasi, tetapi berupa rekomendasi dari Kementerian Perhubungan.
”Sebab, fokus (pemberlakuan itu) soal keselamatan dan pengelolaan truk yang berbeban atau berdimensi berlebih,” kata Danang.
Pembatasan kendaraan
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, untuk memperlancar pergerakan kendaraan pada Natal dan Tahun Baru, akan ada pembatasan operasional mobil barang. Pembatasan kendaraan pada periode Natal diberlakukan pada 20-21 Desember dan 25 Desember 2019. Sementara pada periode Tahun Baru berlangsung pada 31 Desember 2019-1 Januari 2020.
”Pembatasan berlaku pada enam ruas jalan tol di Jawa dan tujuh ruas jalan nasional di Jawa, Bali, dan Sumatera,” kata Budi.
Di luar periode tersebut, tidak ada pembatasan operasional kendaraan untuk menjaga ketersediaan barang dan kelancaran pasokan barang konsumsi dan ekspor. Pembatasan tersebut tidak berlaku bagi kendaraan pengangkut bahan bakar minyak dan gas, barang ekspor dan impor dari dan ke pelabuhan, ternak, pupuk, hantaran pos dan uang, serta bahan makanan pokok.
Kenaikan tarif
Setelah Jalan Tol Jakarta-Tangerang, pemerintah juga telah menyetujui kenaikan tarif ruas Tol Mojokerto-Kertosono (Jawa Timur) dan Makassar IV (Sulawesi Selatan). Ruas lain yang sudah diajukan kenaikan tarifnya adalah Tol Jagorawi.
”Ruas Tol Jagorawi menunggu perbaikannya selesai dulu meskipun sebenarnya, menurut waktunya, seharusnya tarifnya naik. Setelah diperbaiki lapor ke BPJT dan dicek dulu,” kata Basuki.
Sementara itu, Marcomm Department Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk untuk Regional Jabotabek dan Jabar Irra Soenardi mengatakan, sedang ada perbaikan di sejumlah titik di Tol Jagorawi.
Titik-titik yang diperbaiki di sepanjang Tol Jagorawi total panjangnya 1.900 meter. Adapun yang perbaikannya sudah diselesaikan sepanjang 1.700 meter. Perbaikan ditargetkan tuntas seluruhnya pada akhir November.
Secara terpisah, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meminta agar standar pelayanan minimum di jalan tol ditingkatkan. Standar pelayanan minimun ini terutama mengenai kecepatan rata-rata di jalan tol dan mengurangi antrean di gardu tol.
”Seharusnya ada audit yang dilakukan secara terbuka. Kenaikan tarif tol harus paralel dengan pemenuhan standar pelayanan minimum, bukan sebaliknya,” kata Tulus.