Pembuktian Sapwaturrahman
Sapwaturrahman bangkit dari keterpurukan dengan meraih medali emas lompat jauh SEA games 2019. Namun, dia tidak mau berhenti di sana, karena target besarnya adalah lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Memasuki lompatan keempat final lompat jauh putra SEA Games 2019 di Stadion Atletik, New Clark City, Filipina, Sabtu (7/12/2019), pelompat jauh Indonesia Sapwaturrahman mengambil ancang-ancang dari jarak sekitar 35 meter dari titik lepas landas. Tak lama kemudian, dia berlari kencang. Saat di titik lepas landas, dia mengentakkan kaki kanannya dan tubuhnya meluncur kencang ke bak berisi pasir di depannya.
Tak lama kemudian, semua penonton Indonesia di sampingnya bergemuruh girang. Dalam perlombaan itu, hadir sejumlah petinggi PB PASI, seperti Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor M Tanjung, manajer pelatnas PB PASI Mustara Musa, dan beberapa pelatih serta atlet Indonesia.
Ketika beranjak dari bak pasir itu, Sapwan, sapaan Sapwaturrahman, langsung berteriak sambil menggenggamkan jari tangan kanan dan meninju ke atas langit. Dia begitu gembira karena lompatanya yang lebih dari 8 meter itu sah. Juri memang mengangkat bendera putih tanda lompatan itu sah.
Selang beberapa detik, layar skor digital yang tak jauh dari arena perlombaan mengeluarkan angka hasil lompatan atlet kelahiran Sumbawa, 13 Mei 1994 itu. Ternyata, lompatan tadi mencapai 8,03 meter. Para penonton dan Sapwan pun semakin girang dan meneriakkan tanda puas bersama-sama.
Namun, perlombaan belum usai. Sapwan masih ada dua kesempatan lompatan lagi. Sayangnya, dua lompatan terakhir itu dinyatakan tidak sah. Para penonton Indonesia dan Sapwan pun harap-harap cemas. Pesaing terdekatnya, atlet asal Malaysia Andre Anura berhasil melompat 7,83 meter di lompatan ketiga. Pada lompatan keempat dan kelima, Anura gagal. Tapi, dia masih ada lompatan keenam atau terakhir.
Terang saja, Anura melompat dengan sangat baik di lompatan pamungkasnya. Bahkan, sekilas pada jejak pasir, dia terlihat melompat lebih jauh dari Sapwan. Semua penonton Indonesia dan Sapwan sempat terdiam. Mereka semua tegang menanti hasil resmi lompatan tersebut.
Tapi, saya pribadi belum puas. Pembuktian saya sesungguhnya adalah pada kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020
Beberapa detik kemudian, layar skor digital menunjukkan lompatan terakhir Anura adalah 8,02 meter. Dengan itu, dia hanya meraih perak, sedangkan perunggu diraih oleh pelompat Thailand Suttisak Singkhon dengan lompatan 7,89 meter.
Sontak, para penonton Indonesia dan Sapwan yang sempat terdiam itu langsung melepas emosi. Mereka saling berpelukan. Sapwan pun langsung mendekati dan memeluk pelatihnya, Arya Yuniawan Purwoko. ”Terima kasih coach. Akhirnya, di SEA Games keempat ini, saya meraih emas. Terima kasih coach. Terima kasih,” ujar Sapwan sambil memeluk erat-erat pelatihnya tersebut.
Sapwan memang sudah empat kali mengikuti SEA Games, yakni sejak 2013 hingga sekarang. Pada awalnya, ia masih berlomba di nomor 100 meter, 200 meter, ataupun estafet 4x100 meter. Sekitar dua tahun terakhir, dia fokus pada nomor lompat jauh. Tetapi, baru SEA Games ke-30 ini, dia meraih medali dan langsung emas.
Sempat terpuruk
Hampir sepanjang 2019 ini, sejatinya bukan tahun pelompat jauh andalan Indonesia tersebut. Pasca tampil sensasional lewat raihan perunggu Asian Games 2018 Jakarta-Palembang dengan lompatan 8,09 meter atau terbaik nasional hingga sekarang, atlet kelahiran Sumbawa, 13 Mei 1994 itu menunjukkan performa menurun dari awal hingga jelang akhir tahun ini.
Setelah meraih emas Malaysia Terbuka dengan lompatan 7,97 meter di Kuala Lumpur, 31 Maret 2019, grafik Sapwan cenderung menurun. Pada Kejuaraan Asia 2019 di Doha, Qatar, April 2019, ia hanya mencatat lompatan 7,72 meter di babak penyisihan lompat jauh dan gagal mencetak lompatan sah di babak final.
Sapwan mencetak lompatan 7,72 meter di final lompat jauh Taiwan Terbuka 2019, 26 Mei 2019. Lompatannya menurun menjadi 7,29 meter ketika tampil pada final lompat jauh Kejuaraan Nasional 2019 di Cibinong, Jawa Barat, 3 Agustus 2019. Karena performanya yang terus menurun, keberadaanya di pelatnas dan keikutsertaannya ke SEA Games 2019 pun sempat diragukan.
Namun, dengan raihan emas itu, Sapwan seolah menjawab semua keraguan yang ada. Ia membuktikan bahwa masih yang terbaik di Indonesia. Apalagi dia bisa melakukan lompatan lebih dari 8 meter untuk kedua kali setelah Asian Games setahun lalu. Capaian itu pun menjadi rekor baru lompat jauh SEA Games 2019, mematahkan rekor lama milik pelompat jauh asal Filipina Henry Dagmil sejauh 7,87 meter pada SEA Games 2007 Thailand.
”Tapi, saya pribadi belum puas. Pembuktian saya sesungguhnya adalah pada kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Kalau saya bisa tembus limit Olimpiade sejauh 8,22 meter itu, saya baru berani bicara ini adalah pembuktian saya. Sekarang, saya ingin fokus mencapai target tersebut,” kata Sapwan.
Titik nyaman baru
Arya menuturkan, setahun ini, Sapwan memang sedang mencari titik nyaman baru dalam melompat. Sekarang, laju larinya semakin kencang sehingga teknik lompatan yang lama kurang relevan. Bahkan, sepanjang tahun ini, Sapwan beberapa kali merubah jarak awalan lari dari titik lepas landas, yakni sempat mencoba jarak normal sekitar 38 meter, memundurkan hingga 40 meter, dan terakhir menjadi 37 meter.
Sapwan baru benar-benar nyaman berlari dan melompat dengan teknik baru sebulan terakhir sebelum SEA Games 2019. Sedangkan di perlombaan tadi, Sapwan juga turut terpancing untuk tampil lebih baik karena ada lawan yang sangat tangguh dari Malaysia tersebut. ”Inilah lompat jauh. Tak hanya karena faktor diri sendiri, terkadang kemampuan atlet juga dipengaruhi oleh pesaingnya dalam perlombaan,” tutur Arya.
Mustara mengutarakan, tak dipungkiri, grafik menurun Sapwan sejak awal tahun hingga Kejurnas 2019 menjadi pertimbangan PB PASI untuk tidak menyertakan atlet tersebut ke SEA Games 2019 bahkan mencoret dari pelatnas. Namun, tim manajer melihat Sapwan punya niat untuk memperbaiki kesalahannya. Untuk itu, mereka pun tetap mempertahankan Sapwan dan yakin dia bisa memberikan kejutan di SEA Games 2019.
Menurut Mustara, turunnya grafik Sapwan juga akibat tidak ada rekan berlatih yang seimbang. Selama ini, ia hanya berlatih sendiri. Padahal, dalam lompat jauh, butuh rekan berlatih yang seimbang agar para atlet punya tolok ukur dalam berlatih dan tumbuh persaingan untuk sama-sama menjadi lebih baik.
”Sekarang, kami sedang memikirkan mencari atlet pelapis Sapwan. Selain untuk menjadi rekan berlatih di pelatnas, atlet pelapis itu penting untuk menjadi pengganti Sapwan suatu hari nanti. Prestasi lompat jauh ini tidak boleh terpurus cuma sampai di sini,” ujar Mustara.
Raihan Indonesia
Selain Sapwan, pelompat lain, Maria Natalia Londa berhasil meraih perak lompat jangkit putri SEA Games 2019. Dalam final, Maria berada di urutan kedua dengan lompatan sejauh 13,60 meter. Peraih emas adalah pelompat asal Thailand Parinya Chuaimaroeng dengan lompatan 13,75 meter. Perak diraih oleh pelompat Vietnam Thi Men Vu dengan lompatan 13,55 meter. Sementara itu, Agus Prayogo juga menyumbang perak dari lari 10.000 meter putra.
Pada final, Agus berada di urutan kedua dengan waktu 30 menit 22,13 detik. Peraih emas 10.000 meter berasal dari Thailand Kieran Tuntivate dengan waktu 30 menit 19,28 detik dan perak diraih oleh pelari Vietnam Nguyen Van Lai dengan waktu 30 menit 29,73 detik.
Dengan tambahan satu emas dan dua perak di hari kedua, Indonesia pun berada di urutan ketiga perolehan medali atletik SEA Games 2019, yakni dua emas dan dua perak. Sedangkan diurutan pertama ditempati Thailand dengan perolehan tiga emas, lima perak, dan satu perunggu.
Urutan kedua diisi Filipina dengan tiga emas, satu perak, dan satu perunggu. ”Sejauh ini, capaian kami masih sesuai rencana. Untuk itu, kami yakin bisa memenuhi target meraih minimal lima emas di SEA Games ini,” pungkas Mustara.