Pedayung putri Julianti dan Yayah Rokayah yang tampil di kelas W2- membuat kejuatan dengan meraih medali emas pada SEA Games 2019. Pencapaian ini membuat tim rowing Indonesia menjadi juara cabang dengan tiga medali emas.
Oleh
Denty Piawai Nastitie dari Manila, Filipina
·3 menit baca
MANILA, KOMPAS - Tim rowing Indonesia tampil melebihi ekspektasi pada SEA Games 2019 dengan perolehan tiga medali emas dan dua perunggu. Awalnya, tim rowing hanya menargetkan dua medali emas. Kejutan berasal dari duet Julianti dan Yayah Rokayah yang merebut emas dari nomor dua pedayung putri (W2-).
Tampil di di perairan terbuka dengan tantangan berupa angin dan gelombang di Subic, Filipina, Minggu (8/12/2019), Julianti/Yayah mengukir catatan waktu 7 menit 33,86 detik. Mereka mengungguli Thi Hien Le/Thi Hue Pham (Vietnam) yang meraih perak dengan waktu 7 menit 38,92 detik. Sementara pedayung Myanmar, Shwe Zin Latt/Nilar Win, meraih perunggu dengan catatan waktu 7 menit 42,75 detik.
Sebelumnya, wakil Indonesia yakni Ihram/Mahendra Yanto menjadi yang tercepat pada nomor dua pedayung sculls putra (LM2X) setelah mencatatkan waktu 6 menit 39,81 detik. Ihram/Mahendra mengungguli pedayung asal Vietnam dan Filipina yang akhirnya merebut medali perak dan perunggu. Jarak antara Indonesia dengan wakil Vietnam yang finis di urutan kedua mencapai 5,390 detik.
Keberhasilan Julianti/Yayah dan Ihram/Mahendra melengkapi kesuksesan Denri Al Ghiffar/Ferdiansyah yang juga meraih medali emas pada nomor dua pedayung putra. Indonesia juga berhak meraih perunggu dari Kakan Kusmana yang tampil pada nomor kelas ringan satu pedayung skulls putra, dan pendatang baru berusia 16 tahun Mutiara yang tampil pada nomor kelas ringan satu pedayung skulls putri.
Pelatih kepada tim dayung Indonesia Muhammad Hadris merasa bersyukur dengan keberhasilan tim rowing Indonesia menjadi juara umum cabang meski atlet-atlet menghadapi kendala seperti uang saku belum terbayarkan semua dan sejumlah rencana uji coba ke luar negeri dibatalkan. ”Kemenangan ini sungguh istimewa. Terutama pada sektor putri, ini merupakan kesuksesan besar karena ternyata kami bisa mengalahkan Vietnam,” ujar Hadris.
Hadris menuturkan, evaluasi dari Kejuaraan Asia Rowing di Chungju, Korea Selatan, pada Oktober lalu, telah meningkatkan motivasi Julianti dan Yayah untuk tampil maksimal di SEA Games. Dalam kejuaraan di Chungju, Julianti/Yayah gagal meraih medali namun mendapat pengalaman berharga.
Dalam perlombaan kemarin, sejak start hingga melebihi jarak 1.000 meter, perahu Julianti/Yayah masih di belakang tim Vietnam. Setelah melewati jarak 1.250 meter, Julianti/Yayah mengerahkan segenap kemampuannya, dan mulai melewati lawan pada jarak 250 meter menjelang finis. Jarak lomba adalah 2.000 meter. Sepanjang lomba, atlet dituntut jeli mengatasi hembusan angin dan empasan gelombang.
Bagi Yayah, ini merupakan prestasi penutup menjelang akhir kariernya. Terakhir kali Yayah mempersembahkan emas adalah pada nomor empat pedayung putri SEA Games 2011. ”Saya merasa bangga dan percaya diri bisa mengalahkan tim Vietnam,” ujarnya.
Setelah SEA Games 2019, tim rowing Indonesia menargetkan dapat lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Rencananya, Ihram dan kawan-kawan akan mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 pada April 2020 di Chungju, Korea Selatan. Mereka menargetkan bisa mengulang kesuksesan tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.