Arkeolog Temukan Gambar Cadas Tertua di Dunia di Karst Maros-Pangkep
Gambar cadas yang menggambarkan adegan sekelompok figur setengah manusia dan setengah hewan di kawasan karst Maros-Pangkep berusia sekitar 44.000 tahun.
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·3 menit baca
Gambar cadas yang menggambarkan adegan sekelompok figur setengah manusia dan setengah hewan di kawasan karst Maros-Pangkep berusia sekitar 44.000 tahun.
JAKARTA, KOMPAS — Arkeolog berhasil menemukan gambar cadas tertua di dunia yang dibuat sekitar 44.000 tahun lalu. Gambar tersebut ditemukan di dinding Gua Leang Bulu’ Sipong 4 yang berada di kawasan karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.
Penemuan yang mencengangkan panggung arkeologi global ini dilakukan tim peneliti arkeologi gabungan dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Universitas Griffith Australia dan didukung Balai Arkeologi Sulawesi Selatan serta Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulawesi Selatan. Temuan ini terungkap dalam penelitian intensif mereka sejak 2018 hingga 2019 di Kawasan Karst Maros-Pangkep.
Penelitian ini sangat menarik karena selain usianya tua, gambar cadas tersebut menggambarkan adegan sekelompok figur setengah manusia dan setengah hewan (therianthropes) yang sedang berburu hewan mamalia besar dengan tombak maupun tali. Pemburu yang digambarkan pada dinding Gua Leang Bulu’ Sipong 4 adalah sosok seperti manusia dengan kepala atau bagian tubuh lainnya seperti burung, reptil, dan spesies endemik Sulawesi lainnya.
Selain usianya tua, gambar cadas tersebut menggambarkan adegan sekelompok figur setengah manusia dan setengah hewan (therianthropes) yang sedang berburu hewan mamalia besar dengan tombak maupun tali.
“Therianthropes ini digambarkan sedang menangkap enam mamalia yang melarikan diri, yaitu berupa dua ekor babi rusa dan empat anoa,” kata arkeolog Puslit Arkenas sekaligus kandidat Phd Universitas Griffith Australia, Adhi Agus Oktaviana, Kamis (12/12/2019), di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Lebih tua
Pada 2014, tim yang sama telah menemukan gambar cadas tua berusia 40.000-an tahun dengan motif stensil tangan berwarna merah di kawasan karst Maros-Pangkep. Selanjutnya, pada 2017, mereka kembali menemukan Situs Goa Leang Bulu’ Sipong 4 yang setelah ditelusuri belakangan ternyata menyimpan gambar cadas yang usianya lebih tua sekitar 44.000 tahun.
Pengungkapan usia gambar cadas perburuan di Gua Leang Bulu’ Sipong 4 diketahui dari hasil pengukuran peluruhan radioaktif uranium serta elemen lainnya dari pembentukan mineral di dinding gua tersebut. Penanggalan yang disebut radiokarbon ini dilakukan oleh University of Queensland’s Radiogenic Isotope Facility sebagai bagian dari kerjasama geochronology dengan Universitas Griffith Australia.
Penggambaran theriantropes ini menjadi bukti tertua kemampuan manusia mengimajinasikan keberadaan supernatural yang merupakan titik permulaan pengalaman terhadap kepercayaan rohani. Gambar ini merupakan gambar cadas pertama kali di seluruh dunia yang dilukis secara mendetail dari sisi narasi visual. Ini menarik karena selama ini diketahui bahwa seni cadas pertama ditemukan di Eropa yang menggambarkan simbol secara abstrak.
Penggambaran theriantropes ini menjadi bukti tertua kemampuan manusia mengimajinasikan keberadaan supernatural yang merupakan titik permulaan pengalaman terhadap kepercayaan rohani.
“Konsep artisitik yang inovatif tentang adegan interaksi antar subyek dan penggambaran entitas imajiner seperti therianthropes, sangat jarang ditemukan hingga sekitar 20 ribu tahun yang lalu. Keberadaan gambar cadas di Leang Bulu’ Sipong 4 memberikan pengetahuan bahwa komponen utama dari budaya artistik yang sangat maju telah hadir di Sulawesi sekitar 44.000 tahun yang lalu, termasuk seni figuratif, adegan kejadian, dan therianthropes,” kata Prof Maxime Aubert dari Universitas Griffith Australia.
Therianthropes ada di dalam cerita rakyat atau cerita fiksi pada masyarakat modern di semua tempat. Sosok tersebut digambarkan sebagai Tuhan, roh, maupun perwujudan leluhur di semua agama di dunia.
Dengan temuan ini, maka Sulawesi saat ini menjadi rumah bagi penggambaran tertua tentang therianthropes yang bahkan jauh lebih tua dari manusia singa yang ditemukan di Jerman sekitar 40.000 tahun silam. Artinya, manusia awal yang bermigrasi ke Indonesia telah menciptakan sebuah karya seni yang mengekspresikan pemikiran spiritual tentang ikatan khusus antara manusia dan hewan jauh sebelum seni yang sama ditemukan di Eropa, yang selama ini diasumsikan sebagai akar dari kebudayaan keagamaan modern.
Sulawesi saat ini menjadi rumah bagi penggambaran tertua tentang therianthropes yang bahkan jauh lebih tua dari manusia singa yang ditemukan di Jerman sekitar 40.000 tahun silam.
Namun, di tengah temuan yang luar biasa itu muncul tantangan yang serius. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh BPCB Sulsel, banyak lapisan dinding gua tempat gambar-gambar cadas yang mengelupas.
“Media tempat gambar-gambar cadas melekat banyak yang rusak dan mengelupas. Di Leang Bulu’ Sipong 4 sendiri gambar-gambar cadasnya sangat rapuh dan rentan rusak. Dalam waktu empat bulan, kami mencatat ada penambahan pengelupasan sekitar 1,36 sentimeter,” kata arkeolog BPCB Sulsel Rustan Lebe.