Emas SEA Games, Bangkitkan Semangat Atlet Polo Air
Atlet polo air daerah berharap pembinaan lebih ditingkatkan sehingga ada regenerasi atlet untuk menjaga prestasi medali emas yang diraih pada SEA Games 2019. Selama ini, perhatian di cabang akuatik lebih fokus ke renang.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keberhasilan tim polo air putra meraih medali emas pada SEA Games 2019 membangkitkan optimisme atlet-atlet yang turun pada Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka. Atlet berharap untuk selanjutnya pembinaan polo air diperhatikan karena selama ini fokus pembinaan akuatik lebih untuk renang.
”Kemenangan itu membuat cabang polo air lebih dikenal, lebih banyak penonton yang ingin menyaksikan, dan membuat kami sebagai atlet bangga dan tambah semangat berlatih,” ujar kapten tim polo air putri Jawa Barat, Upiet Sarimanah, di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Upiet mengatakan, tak seperti cabang renang, perhatian untuk polo air selama ini sangat sedikit. Dalam hal pembinaan, polo air juga sering dianggap sebagai ”anak tiri”. Saat SEA Games 2019, misalnya, hanya tim polo air putra yang diberangkatkan ke Filipina. Padahal, tim polo air putri juga punya peluang meraih medali.
Ke depan, Upiet yang sudah berlatih polo air sejak tujuh tahun lalu berharap agar ada perhatian untuk cabang polo air, terutama untuk tim putri. ”Di Indonesia biasanya harus jadi juara dulu baru ada pembinaan. Semoga setelah ini pembinaan jadi lebih baik,” ujarnya.
Kapten tim polo air putri DI Yogyakarta, Riski Ayu Swastika, juga merasa bangga dengan keberhasilan tim polo air putra di SEA Games.
”Dari dulu Indonesia enggak pernah dapat emas. Begitu dapat emas, kami ikut merasa bangga dan tambah semangat berlatih. Keberhasilan membuat semangat, khususnya untuk atlet-atlet yunior. Kalau senior bisa, yang yunior juga pasti bisa,” katanya.
Riski berharap pembinaan untuk polo air diwujudkan dengan adanya kejuaraan rutin dan latihan bersama yang lebih ditingkatkan. Tanpa pembinaan, banyak atlet yang pensiun dini. Hal ini bisa berdampak buruk untuk keberlanjutan prestasi tingkat nasional.
Pertandingan polo air di Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka berjalan dengan sistem round robin. Semua tim peserta saling berhadapan. Tim dengan kemenangan terbanyak menjadi juara.
Kemarin, tim polo air Jabar menang telak atas DI Yogyakarta, 20-4. Pada laga sebelumnya, Jabar menundukkan Jambi, 31-3. Tim polo air Jabar berbagi jumlah kemenangan imbang dengan DKI Jakarta yang juga sudah mengantongi dua kemenangan.
Pada laga lain, DKI menang atas DI Yogyakarta, 25-6, dan Jambi, 31-4. Sabtu ini, DKI dan Jabar akan bermain dalam laga penentuan. Sementara DI Yogyakarta dan Jambi akan berebut peringkat ketiga.
Menurut Upiet, kunci kemenangan terletak pada permainan yang kompak, memperhatikan posisi pemain, dan tembakan yang akurat. ”Semoga dengan kemenangan hari ini, tim Jabar tidak cepat puas karena target utama kami adalah memperoleh medali emas PON Papua 2020,” ujarnya.
Pada PON Jabar 2016, Upiet dan kawan-kawan menempati peringkat kedua dan memperoleh medali perak. Saat ini, tim Jabar mempersiapkan diri lebih baik, antara lain dengan menjalani latih tanding dengan atlet-atlet asal Jepang. Selain itu, komposisi tim yang terdiri dari pemain senior dan yunior juga lebih siap menghadapi persaingan nasional.
Sementara itu, menurut Riski, pertemuan DI Yogyakarta dengan Jabar menjadi pelajaran berharga untuk menghadapi Jambi. Selanjutnya, DI Yogyakarta perlu bermain lebih disiplin, memperhatikan tembakan bola, dan berenang lebih cepat.
”Kami mengakui kecepatan berenang kami masih kalah dari Jabar,” kata Riski yang berharap tim DI Yogyakarta bisa membawa pulang medali.