Beragam peristiwa di megapolitan Jakarta mendapat sorotan publik sepanjang tahun 2019. Isu seputar politik, ekonomi, hingga lingkungan menjadi topik yang paling banyak diperbincangkan.
Oleh
Eren Marsyukrilla (Litbang Kompas)
·4 menit baca
Roda kehidupan di Jabodetabek setiap hari terus berputar dengan dinamis. Setahun ini, ada banyak peristiwa penting yang terjadi di ruang urban tersebut.
Hasil jajak pendapat Kompas pada minggu lalu menunjukkan, hampir seperempat responden mengaku lebih sering memperbincangkan isu politik baik secara langsung maupun di media sosial. Labelisasi 2019 sebagai tahun politik melekat cukup kuat pada ingatan publik.
Perbincangan di tengah masyarakat seolah tidak pernah habis jika membahas politik. Cakupan bahasan pun akan meluas termasuk saat momentum pemilu serentak pertama kalinya pada April lalu.
Di lingkup Ibu Kota, isu tarik ulur pergantian wakil gubernur Jakarta yang kian alot antara PKS dan Gerindra juga menarik perhatian publik. Isu ini terus menguat dari Juli. Namun, hingga tahun berakhir pembahasannya pun masih mengambang.
Isu di sektor pemerintahan DKI Jakarta juga terus menghangat pada pengujung tahun dengan sorotan publik yang mengarah pada kisruh APBD Jakarta. Polemik ini bermula pada November lalu, saat Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta membongkar kejanggalan sejumlah mata anggaran APBD DKI Jakarta 2020.
Selain politik, tema seputar ekonomi dan lingkungan juga tak luput dari perhatian publik perkotaan. Kedua isu tersebut mendapat proporsi pendapat yang sama, yaitu 23,4 persen responden .
Informasi keterbaruan seputar harga kebutuhan pokok hingga properti masih menjadi bahan pembicaraan warga Jabodetabek. Terkait dengan lingkungan, persoalan sampah plastik hingga penebangan pohon untuk pembangunan trotoar juga menjadi bahan obrolan sehari-hari warga, baik secara langsung maupun saat menggunakan media sosial.
Selain banyak diperbincangkan, lingkungan juga menjadi isu yang paling banyak dicari dan diikuti seperempat lebih publik.
Proporsi responden yang mencari dan mengikuti tema lingkungan bahkan mengalahkan sorotan untuk isu politik dan ekonomi. Meskipun tidak terpaut jauh, ada 21,5 persen responden paling sering mencari dan mengikuti isu ekonomi. Sementara sebesar 20,3 persen lainnya mengaku lebih cenderung pada isu politik.
Akses informasi
Perilaku dan ketertarikan publik untuk mencari dan mengikuti beragam peristiwa tersebut tidak terlepas dari masifnya aliran informasi yang tersebar di banyak kanal digital. Semua orang kini dengan sangat mudah dan cepat dapat memperbarui kebutuhan informasinya.
Terkait hal itu, lebih dari 31 persen responden di Jabodetabek selalu memperbarui informasi seputar Ibu Kota dan sekitarnya setiap hari. Selebihnya, ada sekitar 18 persen responden yang mencari pemberitaan 2-3 kali dalam seminggu.
Dilihat dari perilaku mengakses pemberitaan, kanal berbasis daring menjadi yang paling diminati. Media sosial menjadi kanal paling populer (36,6 persen) yang digunakan orang kota. Adapun sekitar 27,6 persen responden terbiasa mengakses berita daring.
Sejauh ini, kanal online memang unggul dalam kecepatan keterbaruan informasi. Informasi politik lebih banyak diakses oleh tiga perempat responden melalui media sosial ataupun berita daring.
Hal yang sama terjadi pada berita lingkungan. Sebanyak 25 persen mengakses informasi lingkungan melalui berita daring dan 34 persen melalui media sosial.
Meskipun demikian, sepertiga responden lainnya menyatakan lebih memilih menonton televisi untuk mengetahui isu-isu yang sedang hangat. Berita ekonomi contohnya.
Hampir separuh responden memilih untuk menonton televisi untuk mendapatkan informasi seputar lingkungan, seperti masalah sampah, banjir, hingga penebangan pohon di Jakarta. Adapun media cetak, hanya sebagian kecil yang menggunakannya untuk mendapatkan informasi seputar politik, ekonomi, dan lingkungan di megapolitan Jakarta.
Harapan
Sorotan publik pada isu-isu seputar politik, ekonomi, hingga lingkungan tentunya akan membangun kepedulian dan sikap kritis. Dengan cara demikian, pembelajaran di masyarakat dapat terus terasah untuk menumbuhkan harapan kehidupan ruang urban yang lebih baik.
Pemerintahan dapat berjalan lebih baik lagi di masa yang akan datang menjadi harapan mayoritas responden (41,6 persen). Kebijakan pemerintah yang diambil dalam bentuk peraturan daerah haruslah transparan dan berpihak pada kepentingan bersama.
Hampir 30 persen responden lainnya juga tak luput berharap agar berbagai persoalan klasik di megapolitan Jabodetabek, seperti kemacetan dan banjir, dapat segera diselesaikan.
Masalah kemacetan mulai ditangani dengan penambahan angkutan umum yang memadai dan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi. Adapun penanganan banjir belum efektif dilaksanakan. Sejumlah genangan masih terjadi saat terjadi hujan.
Sementara sekitar 13 persen responden juga berharap agar kebijakan subsidi yang diberlakukan pemerintah lebih tepat sasaran. Selama ini Pemprov DKI telah mengeluarkan program subsidi pendidikan, hunian, pangan, dan transportasi.
Warga Jabodetabek telah melalui rentetan berbagai peristiwa sepanjang tahun 2019. Perbincangan mengenai sejumlah isu terhangat yang kian dinamis pun akan terus menyertai di masa mendatang.
Harapan untuk bisa membangun megapolitan ini menjadi lebih baik harus dimulai dari warganya yang melek informasi. Publik juga penting untuk menyadari bahwa memelihara literasi begitu diperlukan agar tidak tergerus oleh informasi hoaks atau kebohongan.