Striker veteran Rochdale, Aaron Wilbraham, melawan kelaziman di sepak bola. Di usianya yang ke-40, Wilbraham masih tajam saat menghadapi Newcastle United di Piala FA.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
MANCHESTER, MINGGU – Piala FA Inggris, turnamen sepak bola terkuno sejagat yang kini berusia nyaris satu setengah abad, kembali menciptakan kejutan. Rochdale, tim kasta ketiga di Inggris, memaksa Newcastle United menjalani laga ulangan pada babak ketiga Piala FA musim 2019-2020.
Newcastle, tim Liga Premier Inggris, dipaksa imbang 1-1 oleh Rochdale pada laga di Arena Crown Oil, Rochdale, Sabtu (4/1/2020) malam. Padahal, Newcastle punya sumber daya jauh lebih besar dari lawannya itu. Nilai total skuad “The Magpies”, julukan Newcastle, 90 kali lipat dari Rochdale.
Tidak kalah menariknya, gol penyelamat Rochdale pada menit ke-79 laga itu dicetak Aaron Wilbraham, striker veteran berusia 40 tahun. Menyusul hasil imbang itu, laga ulangan babak ketiga harus digelar di St James Park, pada 14 Januari.
”Salut untuk Aaron Wilbraham. Dia telah berkarier lebih lama ketimbang saya,” ujar Manajer Newcastle United Steve Bruce seraya berkelakar mengomentari penampilan striker veteran Rochdale itu seperti dikutip ESPN.
Wilbraham membuktikan peribahasa tua-tua keladi, semakin tua kian jadi. Pemain yang pernah berkarier di Liga Premier Inggris 2013-2014 bersama Crystal Palace itu semakin tajam akhir-akhir ini. Ia mencetak tiga gol dalam tiga laga terakhir, termasuk kontra Newcastle di Piala FA.
Manajer Rochdale, Brian Barry-Murphy pun terkesima dengan performa striker asli Inggris itu. Menurutnya, Wilbraham menjadi teladan bagi para pemain muda. Dalam situasi sulit, yaitu berkabung akibat kehilangan ibunya, pemain jangkung setinggi 1,91 meter itu tetap fokus di lapangan.
”Ibunda Aaron meninggal dunia baru-baru ini. Jadi, dia terpaksa bermain membawa beban memori itu dalam beberapa pekan terakhir. Dia memberikan dampak besar bagi tim ini, terutama pada babak kedua lawan Newcastle,” tutur Murphy dikutip BBC.
Meskipun mendapatkan banyak pujian karena kontribusi besar bagi timnya dalam usia tidak lagi muda, Wilbraham tetap rendah hati. Semangat tinggi disebutnya sebagai pelecut berkarier pada usia senja. “Saya senang bisa terlibat di tim. Babak kedua, tidak terasa, berlangsung cepat. Saya merasa masih bisa bermain untuk satu jam lainnya,” tuturnya.
Jadwal padat MU
Laga ulangan di babak ketiga Piala FA juga harus dijalani Manchester United usai ditahan Wolverhampton Wanderes 0-0, Minggu dini hari WIB. Pada laga itu, Manajer MU Ole Gunnar Solksjaer menurunkan mayoritas pemain pelapis seperti Mason Greenwood, Tahith Chong, dan Brandon Williams. Laga ulang digelar di Old Trafford, pada 15 Januari.
Laga ulang itu memaksa “Setan Merah” menjalani jadwal ekstra padat sebulan ke depan. Mereka harus bermain delapan laga dalam 25 hari, atau rata-rata satu laga per tiga hari. Di antara agenda padat itu, ada dua laga besar yang harus di jalani, yaitu lawan Manchester City pada semifinal Piala Liga Inggris (8/1) dan melawan Liverpool di Liga Inggris (19/1).
Meskipun demikian, Solskjaer mencoba untuk tetap tenang menghadapi jadwal padat itu. “Itu hanyalah jadwal. Jadi, kami harus menerimanya. Toh, kami juga telah menjalani sembilan laga sepanjang Desember. Saya yakin para pemain bisa mengatasinya,” ujarnya.
Berbeda dengan MU, rival sekotanya, Manchester City, melewati babak ketiga Piala FA dengan lebih mulus. Mereka menyingkirkan Port Vale, tim kasta keempat di Inggris, di babak itu seusai menang 4-1. Serupa Solskjaer, Manajer Manchester City Pep Guardiola juga melakukan rotasi pemain di laga itu.