Pelatih baru Barcelona, Quique Setien, memiliki potensi yang bisa mengembalikan karakter permainan tim. Ia diharapkan bisa menyelamatkan Barcelona yang kini sedang labil.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
BARCELONA, SELASA - Barcelona akhirnya memecat pelatih Ernesto Valverde karena gagal memperbaiki penampilan tim dan menggantinya dengan Quique Setien, Selasa (14/1/2020). Datang ke Stadion Camp Nou, Setien membawa gaya permainan ala Johan Cruyff, sosok yang pernah membuat Barcelona ditakuti pada era 90-an.
Cruyff, legenda sepak bola Belanda, meletakkan fondasi karakter Barcelona selama melatih klub tersebut pada tahun 1988-1996. Berkat permainan yang mengandalkan penguasaan bola, operan pendek, dan pergerakan yang cair di lini tengah itu, Cruyff mempersembahkan empat trofi La Liga, satu trofi Piala Winners, dan satu trofi Liga Champions.
Permainan ala Cruyff yang sering disebut tiki-taka menjadi identitas klub. ”Cruyff membangun sebuah katedral dan pelatih-pelatih Barca selanjutnya hanya tinggal merawat dan mengembangkannya,” ujar mantan pemain era Cruyff yang kemudian menjadi pelatih Barcelona dan kini melatih Manchester City, Pep Guardiola, seperti dikutip Four Four Two.
Di tangan Cruyff, Barcelona memiliki sebuah ”tim impian” dan Guardiola ada di dalamnya, bersama legenda lain seperti Ronald Koeman dan Romario. Wajar jika Guardiola kemudian mewarisi gaya permainan Cruyff ketika menjadi pelatih, di Barcelona maupun di City.
Tidak mengherankan pula ketika keajaiban yang diciptakan Cruyff berhasil menginspirasi pelatih di luar Barcelona, termasuk Setien. Ketika Cruyff menangani Barcelona, Setien masih bermain untuk Logrones dan Racing Santander. ”Ketika saya melihat Barcelona versi Cruyff, saya mulai memahami bagaimana sebuah taktik bisa berhasil. Saya belajar banyak dari dia,” tulis Setien dalam artikelnya di Marca.
Ia kemudian menyerap filosofi Cruyff dan mengembangkannya ketika memulai kariernya sebagai pelatih pada 2001 di Racing Santader. Ia ingin pemainnya bisa menguasai bola selama mungkin. ”Jika anda menguasai bola, tidak ada yang bisa membobol gawangmu, kecuali anda melakukan gol bunuh diri,” ujarnya.
Namun, tidak mudah bagi Setien menerapkan taktik tersebut. Ketika melatih Lugo klub Divisi Kedua Spanyol pada 2009-2015, Setien merasa kecewa. Manajemen klub mengatakan taktik itu sulit diterapkan karena kondisi lapangan buruk dan kualitas pemain kurang.
Dengan demikian, penunjukkannya sebagai pelatih baru Barcelona memberinya kesempatan mengeksplorasi taktik yang ia inginkan selama ini dengan lebih baik. Ia mendapatkan pemain yang berkualitas, lagipula Barcelona ingin kembali ke karakter semula seperti ketika masih ada Cruyff.
Mengkhawatirkan
Dalam beberapa laga terakhir, Barcelona kehilangan konsistensi dan manajemen klub semakin khawatir. Pada laga terakhir di Liga Spanyol, Barcelona ditahan imbang Espanyol 2-2 sehingga poin mereka di klasemen disamai oleh Real Madrid.
Di tangan Valverde, Barcelona disingkirkan AS Roma dan Liverpool pada fase gugur Liga Champions dua musim beruntun. Keputusan klub untuk memecat Valverde semakin bulat ketika Barcelona dikalahkan Atletico Madrid, 2-3, pada semifinal Piala Super Spanyol di Jeddah, Arab Saudi.
Valverde menjadi pelatih Barcelona pertama yang dipecat pada tengah musim setelah Louis Van Gaal tahun 2003. Sebelum dipecat, nama besar seperti Ronald Koeman dan mantan pemain Barcelona, Xavi Hernandez, disebut-sebut sebagai calon pengganti Valverde.
Namun, justru Setien, mantan pelatih Real Betis yang dipilih. Kebetulan Setien punya waktu karena ia telah mundur dari posisi pelatih Betis pada Mei 2019, meski sudah berhasil membawa klub tersebut ke babak 32 besar Liga Europa musim 2018-2019.
Di tangan Setien, Betis juga mampu melibas Barcelona 4-3 pada November 2018. Pada akhir laga itu, pemain Barcelona, Sergio Busquets, menyerahkan jersey miliknya yang sudah ia tulisi dengan pesan: ”Untuk Quique, dengan apresiasi dan kekaguman terhadap cara Anda melihat sepak bola.”
Barcelona menganggap Setien sebagai salah satu pelatih berpengalaman di Spanyol. ”Selama kariernya, Setien pendukung gaya permainan penguasaan bola dan permainan menyerang yang menarik bagi para fans,” tulis Barcelona dalam laman resminya.
Pada Selasa, Setien langsung bekerja di Camp Nou dan memberikan keterangan pers perdana. Ia bersiap untuk menghadapi laga debutnya menangani Barca melawan Granada, Senin (20/1/2020) dini hari WIB.
Pada laga perdananya itu, Setien ingin membuktikan dirinya mampu mengembalikan karakter asli Barcelona sebagai tim yang mengusung permainan penguasaan bola yang indah ala Cruyff. Dalam keterangan persnya kemarin, Setien berpesan kepada para pemain bintang Barcelona.
“Nanti mereka akan melihat saya seperti apa dan bagaimana saya bekerja. Sekarang saatnya mengeksploitasi talenta yang mereka miliki,” ujar Setien seperti dikutip AS. (AFP/REUTERS)