Penyelenggara Borobudur Marathon Ucapkan Terima Kasih kepada Warga
Sebanyak 2.000 orang berlari dalam ajang Borobudur Fun Run, di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (19/1/2020). Borobudur Fun Run adalah bagian akhir dari rangkaian acara Borobudur Marathon 2019.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sebanyak 2.000 orang berlari dalam ajang Borobudur Fun Run di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (19/1/2020). Selain komunitas pelari, sebagian besar peserta adalah warga yang berdatangan dari 19 desa dan 35 sekolah di Kabupaten Magelang. Mereka adalah warga yang desanya dilewati pelari dalam Borobudur Marathon 2019.
General Manager Event Harian Kompas Lukminto Wibowo mengatakan, Borobudur Fun Run adalah bagian akhir dari rangkaian acara Borobudur Marathon 2019.
Acara ini, menurut dia, digelar sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada semua warga yang terlibat mendukung Borobudur Marathon, terutama warga dari desa-desa di sepanjang rute lari.
Borobudur Fun Run adalah bentuk ucapan terima kasih, penghargaan kami, untuk 19 desa yang telah kami ”ganggu” dengan pelaksanaan Borobudur Marathon 2019, November lalu.
Bentuk ”gangguan” yang dimaksud antara lain terhambatnya aktivitas warga sekitar karena penutupan jalan yang dipakai sebagai rute lari serta keriuhan suasana di sekitar desa. Borobudur Marathon 2019 lalu riuh karena diikuti 10.000 peserta dari 35 negara.
Sekalipun ajang lari hanya terselenggara satu hari, Lukminto mengatakan, rangkaian acara Borobudur Marathon 2019 sebenarnya sudah dimulai sejak April. Dalam Borobudur Marathon, penyelenggara membimbing lari, sosialiasi, dan promosi. Penyelenggara juga mengadakan pelatihan dan pendampingan untuk sejumlah pelaku UMKM bidang kuliner di sekitar kawasan Borobudur.
Khusus untuk para pelaku UMKM tersebut, Lukminto mengatakan membuat program Pawone Borobudur. Dalam setiap acara Borobudur Marathon, para pelaku diberi kesempatan untuk menjual produknya. Ke depan, program ini pun diharapkan bisa dikembangkan oleh pemerintah daerah untuk menjadi program rutin yang terus dilaksanakan di luar acara-acara Borobudur Marathon.
”Dengan pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, kami berharap program Pawone Borobudur dan program-program Borobudur lainnya bisa memiliki dampak jangka panjang bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Borobudur Marathon 2017 terdata memberikan dampak perputaran uang sebanyak Rp 15 miliar. Tahun 2018, perputaran uang meningkat menjadi Rp 26 miliar, dan tahun 2019, perputaran uang meningkat lagi menjadi Rp 30 miliar. Tahun ini, dengan rangkaian acara Borobudur Marathon yang akan kembali dimulai April 2020, nilai perputaran uang diharapkan meningkat.
Erma (37), salah seorang warga Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, selalu senang dengan pelaksanaan acara Borobudur Marathon. Tidak sekedar senang menonton keramaian peserta lari, dia pun bersemangat, dan sempat beberapa menjadi peserta lari.
Tahun 2019, karena ada kesibukan lain, dia tidak bisa kembali menjadi peserta lari. Namun, dia tetap bersemangat mendaftarkan diri sebagai peserta lari Borobudur Fun Run. Tidak tanggung-tanggung, dia pun mendaftar bersama lima anggota keluarganya yang lain, mulai dari suami, adik, hingga sepupu dan keponakan.
Revi, warga Desa Deyangan, mengatakan, dirinya sempat terlibat menjadi penari dalam grup cheering, pemberi semangat pelari di acara Borobudur Marathon 2019. Kemeriahan acara tersebut terus teringat sehingga membuat dirinya bersemangat mengikuti acara Borobudur Fun Run.