Presiden Jokowi Minta Masyarakat Batasi Kegiatan di Luar Rumah
Menghadapi Covid-19, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat bekerja, belajar, dan ibadah di rumah. Sementara itu, menyusul terinfeksinya Menteri Perhubungan oleh Covid-19, sejumlah menteri jalani pemeriksaan di RSPAD.
Oleh
NINA SUSILO/PRAYOGI DWI SULISTYO/Edna C Pattisina
·5 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyerahkan kepada kepala daerah untuk menentukan status kedaruratan di daerah masing-masing untuk menghadapi mewabahnya coronavirus disease 2019 atau Covid-19. Presiden pun meminta masyarakat membatasi kegiatan di luar rumah.
Sebagai negara besar dan berbentuk kepulauan, derajat penyebaran Covid-19 bervariasi antara daerah yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/3/2020), meminta semua kepala daerah terus memonitor kondisi daerahnya dan berkonsultasi dengan pakar medis dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hal ini salah satunya untuk menentukan status kedaruratan di daerah masing-masing.
Pemerintah daerah (pemda) akan dibantu TNI/Polri dan pemerintah pusat dalam menangani penyebaran dan dampak Covid-19.
Presiden Jokowi juga meminta pemda supaya membuat kebijakan tentang belajar dari rumah bagi pelajar dan mahasiswa. Selain itu, mengeluarkan kebijakan yang memungkinkan sebagian aparatur sipil negara bekerja dari rumah dengan menggunakan interaksi daring, tetapi tetap menghadirkan pelayanan prima kepada masyarakat.
Tak hanya itu, Presiden juga meminta kegiatan yang melibatkan banyak orang diharapkan ditunda. Pemda, kata Presiden, juga akan meningkatkan pelayanan tes pengecekan Covid-19 dan pengobatan secara maksimal. Pengobatan tidak hanya oleh rumah sakit umum daerah, tetapi juga bekerja sama dengan rumah sakit swasta serta lembaga riset dan pendidikan tinggi yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan.
Anggaran memadai
Lebih lanjut Presiden menyampaikan, dirinya sudah memerintahkan dukungan anggaran yang memadai untuk digunakan secara efektif dan efisien.
Penggunaan anggaran ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Karena itu, anggaran bisa digunakan secara cepat. Selain itu, Menteri Keuangan juga sudah mengeluarkan peraturan dan pedoman untuk penyediaan anggaran yang diperlukan seluruh kementerian/lembaga, pemda, dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Terkait dampak pandemi Covid-19 ke perekonomian Indonesia, Presiden menyebutkan, pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasinya. Selain itu, pemerintah memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
”Saya dan seluruh jajaran kabinet bekerja keras untuk menyiapkan dan menjaga Indonesia dari penyebaran Covid-19 dan meminimalkan implikasinya terhadap ekonomi Indonesia,” kata Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga membantah apabila langkah-langkah yang diambil pemerintah selama ini dinilai lebih mengutamakan pertumbuhan ekonomi ketimbang mengantisipasi penyebaran Covid-19. ”Tidak ada, kesehatan tetap nomor satu, kesehatan rakyat tetap nomor satu,” ujarnya.
Dari rumah
Presiden Jokowi juga meminta masyarakat supaya tidak panik dan tetap produktif sembari meningkatkan kewaspadaan agar penyebaran Covid-19 bisa dihambat.
Dengan kondisi ini, saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah.
”Dengan kondisi ini, saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah. Inilah saatnya bekerja bersama-sama, saling tolong-menolong, dan bersatu-padu, gotong royong, kita ingin ini menjadi gerakan masyarakat agar masalah Covid-19 ini tertangani dengan maksimal,” tutur Presiden, menambahkan.
Terkait Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang terinfeksi Covid-19, Presiden Jokowi mengatakan, pada hari ini semua menteri, termasuk dirinya, dites. Untuk hasilnya, dia meminta untuk ditanyakan kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Adapun Budi Karya saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Kendati demikian, kata Presiden, Kabinet Indonesia Maju akan terus bekerja penuh seperti biasa. ”Bahkan, hari-hari ini, para menteri bekerja lebih keras walau sebagian dilakukan secara online untuk mengatasi isu kesehatan dan mengatasi dampak perekonomian akibat Covid-19,” ujar Presiden.
Cek menteri di RSPAD
Berdasarkan pantauan Kompas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, di Jakarta, Minggu, menteri yang menjalani tes kesehatan di antaranya Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Riset dan Teknologi Bambang PS Brodjonegoro, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly, dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
”Hari ini, saya periksa rontgen, periksa darah, dan tenggorokan. Hasilnya oke, tetapi pemeriksaan yang laboratorium akan keluar dalam tiga sampai empat hari lagi,” kata Johnny G Plate seusai menjalani tes kesehatan.
Ia mengungkapkan, pemeriksaan kesehatan dilakukan secara sukarela oleh para menteri yang sedang berada di Jakarta. Selain menteri, beberapa pejabat lainnya juga menjalani tes kesehatan, seperti Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang datang bersama dengan jajaran Dewan Gubernur BI.
Adapun Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo melalui pesan singkat mengatakan akan memeriksakan kesehatannya besok. ”Besok siang bersama dengan sopir, ajudan, serta polisi patroli dan pengawalan,” katanya.
Ia memilih besok karena Tjahjo baru saja melakukan perjalanan panjang dalam dua minggu ini, yakni ke Sulawesi Selatan, Manokwari, Surabya, Yogyakarta, Surakarta, Batam, Semarang, dan Pekanbaru.
Bantah kabar positif
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Dalam Negeri Kastorius Sinaga membantah kabar yang menyebutkan Tito Karnavian dan istrinya, Tri Suswati, terinfeksi Covid-19.
Menurut dia, Tito dan Tri mengikuti kegiatan seperti yang sudah terjadwal pada Sabtu (14/3/2020). Tri yang merupakan Ketua Tim Penggerak PKK menghadiri acara puncak Hari Ulang Tahun ke-48 PKK di Karawang, Jawa Barat. Sementara Tito ikut mendampingi istrinya pada kegiatan tersebut.
Sabtu siang, Tito memang ke Rumah Sakit Persahabatan, salah satu rumah sakit yang dijadikan rujukan pasien Covid-19. Namun, kehadirannya di sana sebatas untuk melayat almarhum Ketua PPATK Ki Agus Barudin.
Manfaatkan teknologi
Di tempat terpisah, Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom menyambut positif imbauan Presiden agar membatasi mobilitas penduduk, terutama untuk kumpul-kumpul, termasuk ibadah.
”Kami sudah mengedarkan imbauan kepada warga gereja untuk membatasi perjalanan dan perjumpaan. Sebagai alternatif, persekutuan dan ibadah bisa memanfaatkan teknologi, misalnya dengan mengembangkan e-church,” kata Gomar.
Ia mengakui, memang belum banyak gereja yang siap karena masalah infrastruktur. Namun, saya kira ke depan akan lebih siap sehingga umat dapat beribadah dari rumah.
Adapun untuk gereja yang masih menyelenggarakan ibadah telah diminta menyediakan fasilitas cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh di pintu masuk, dan melakukan disinfektan ruang ibadah sebelum ibadah dimulai. ”Kerja sama dan kesetiakawanan kita diuji kini sebagai bangsa,” kata Gomar.