Dalam persiapan normal baru, perbankan berupaya disiplin menerapkan protokol kesehatan bagi karyawan dan nasabah. Bahkan, ada juga sejumlah bank yang menyediakan angkutan antar-jemput bagi karyawan-karyawannya.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha/M paschalia judith j
·3 menit baca
Bagi sejumlah bank, normal baru ibarat dua sisi mata uang. Secara internal, perusahaan dapat mengefisiensikan anggaran, tetapi ada pula pengeluaran tak terduga yang muncul demi memenuhi protokol kesehatan.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja berpendapat, normal baru dalam internal perusahaan membuat anggaran lebih efisien. ”Pelatihan dan dinas keluar kota ditekan sehingga menimbulkan penghematan,” ujarnya dalam konferensi pers pekan lalu.
Di sisi lain, perusahaan pun mesti menambah investasi untuk memenuhi protokol kesehatan. Misalnya, pengadaan cairan pembersih tangan (hand sanitizer), memperlebar ruang, menyiapkan ruang khusus istirahat, dan menyediakan termometer.
Sejak ada imbauan menjaga jarak fisik, Jahja menyatakan, BCA telah menyediakan transportasi antar-jemput bagi karyawan yang mesti ke kantor. Sejumlah kantor cabang BCA masih beroperasi untuk melayani nasabah dengan pemberlakuan protokol kesehatan.
BCA telah menyediakan transportasi antar-jemput bagi karyawan yang mesti ke kantor.
Menanggapi Surat Edaran Menteri Kesehatan tentang Pencegahan Penularan Covid-19 di Tempat Kerja Sektor Jasa dan Perdagangan, Direktur Operasional BRI Syariah Fahmi Subandi memastikan tiap elemen patuh pada protokol untuk menghadapi kenormalan baru.
Protokol itu berupa mewajibkan pekerja dan pengunjung mengenakan masker, memberlakukan pembatasan fisik minimal 1 meter, dan memantau status kesehatan karyawan.
Jam pelayanan nasabah BRI Syariah di kantor cabang pun menjadi pukul 08.30-15.00. Menurut Fahmi, nasabah dapat memanfaatkan layanan BRIS Online. Sejak imbauan berkegiatan di tempat tinggal berlaku, pertumbuhan penggunaan layanan perbankan secara dalam jaringan mencapai 36 persen dibandingkan dengan biasanya.
Sementara Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rully Setiawan mengatakan, dalam menjalani fase normal baru, Bank Mandiri akan melanjutkan protokol yang telah dilakukan sejak periode pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlangsung.
Mandiri telah membagi persiapan normal baru ke dalam beberapa fase. Di fase pertama, 25-31 Mei 2020, Mandiri telah membuka 1.539 kantor cabang sehingga sekitar 60 persen kantor cabang telah beroperasi, meningkat dari periode PSBB sekitar 40 persen kantor cabang.
Selanjutnya di fase kedua, mulai 2 Juni 2020, Mandiri akan mengoperasikan 75 persen kantor cabang. Sementara 25 persen sisanya akan beroperasi bergantung pada perkembangan penurunan kasus penularan Covid-19.
Rully memastikan seluruh kantor cabang yang kembali membuka kegiatan operasionalnya itu telah mematuhi protokol kesehatan, salah satunya dengan wajib menyediakan hand sanitizer bagi pegawai ataupun nasabah.
Selama pengoperasian, lanjut Rully, Mandiri akan melakukan berbagai prinsip keselamatan kerja di kantor selama pandemi. Pegawai yang bekerja di kantor diprioritaskan berusia 45 tahun ke bawah dan akan menjalankan tes cepat (rapid test) Covid-19.
”Bank Mandiri per 18 Mei telah melaksanakam protokol rapid test terhadap 7.655 pegawai unit kritikal dan front liner,” kata Rully.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Amam Sukriyanto mengatakan, berbagai inisiatif digital disiapkan perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan kondisi normal baru yang berbeda dari sebelumnya. BRI mematangkan berbagai layanan perbankan yang terintegrasi sehingga masyarakat tetap nyaman bertransaksi di tengah pembatasan sosial.
Bank BRI telah menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 di seluruh kantor BRI, di antaranya dengan mewajibkan penggunaan masker, penyiapan hand sanitizer, pemeriksaan suhu tubuh, dan pengaturan jarak minimum bagi pekerjanya.
”Kami pastikan BRI akan melaksanakan operasionalisasi bisnisnya di era normal baru dilengkapi dengan protokol perlindungan dan kesehatan yang memadai dengan tetap mengutamakan keselamatan pekerja dan nasabah,” kata Amam.
BRI juga melanjutkan penerapan sistem terpusat di Banking Command Center dan menyiapkan protokol Business Continuity Management dengan tetap menaruh perhatian terhadap kesehatan pekerja agar dapat melayani masyarakat.
”Perusahaan memberikan vaksin kepada pekerja, memastikan kebersihan tempat kerja dengan menyemprotkan cairan disinfektan, dan menyiapkan moda transportasi untuk sejumlah pekerja yang membutuhkan,” ujar Amam.