Sidang tahunan WHO menjadi momen bagi badan dunia itu untuk mengevaluasi kebijakan pengendalian pandemi Covid-19 global.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
GENEVA, SELASA — Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan bahwa evaluasi yang independen atas respons global terhadap pandemi Covid-19 akan dilakukan sesegera mungkin. Keputusan ini diambil di tengah desakan penyelidikan asal virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dari sejumlah negara.
Kesediaan WHO itu disampaikan untuk merespons rancangan resolusi yang diusulkan Uni Eropa dalam Sidang Tahunan Majelis Kesehatan (World Health Assembly/WHA) yang untuk pertama kalinya digelar secara daring, Senin-Selasa (18-19/5/2020). Satu-satunya agenda resmi WHA ialah membahas respons global terhadap pandemi Covid-19.
”Evaluasi komprehensif” yang diminta koalisi negara-negara Afrika, Uni Eropa, dan negara anggota WHO lainnya bertujuan untuk mengevaluasi ”pelajaran” dari respons global terhadap pandemi Covid-19. Evaluasi dikoordinasi WHO.
Sejumlah negara yang dimotori Amerika Serikat tetap mendesak WHO melakukan penyelidikan asal virus korona baru penyebab Covid-19 itu. Kelompok ini menuduh China menutup-nutupi wabah ini dan menyatakan WHO tidak bekerja dengan baik untuk mencegah wabah ini sehingga menyebar luas.
Di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump mengecam ”usaha nyata menyembunyikan pandemi ini oleh setidaknya satu negara anggota”. Trump juga mengatakan bahwa WHO yang disebutnya sebagai ”bonekanya China” itu telah ”bekerja dengan menyedihkan” dalam mengatasi pandemi Covid-19.
”AS membayar mereka 450 juta dollar AS setahun, China membayar 38 juta dollar AS setahun. Mereka jadi boneka China. Mereka terlalu China-sentris, dalam istilah yang lebih halus, mereka adalah boneka China,” ujar Trump.
Trump telah menunda sumbangan AS kepada WHO setelah menuduh badan dunia itu terlalu dekat dengan China. Pada saat yang sama, ia memimpin kritik terhadap Beijing yang menurutnya kurang transparan terkait Covid-19.
Tanpa menyebut nama China, Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengatakan bahwa WHO turut bertanggung jawab atas banyak korban jiwa dalam pandemi ini karena gagal mendapatkan informasi yang dibutuhkan dunia.
Azar mengatakan, AS mendukung ”evaluasi independen terhadap semua aspek respons WHO” dan sikap China harus ”dievaluasi” juga.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn menyatakan, WHO harus jadi ”lebih independen dari campur tangan luar”. Peran WHO dalam memimpin dan mengoordinasikan harus terus diperkuat.
Menteri Kesehatan China Ma Xiaowei mengatakan, Beijing telah secara terbuka mengumumkan wabah ini dan membagi urutan genetik virus korona baru. Ia juga mendesak negara-negara untuk melawan rumor, stigma, dan diskriminasi.
Presiden China Xi Jinping yang menyebut negaranya telah bersikap ”terbuka, transparan, dan bertanggung jawab” menjanjikan sumbangan 2 miliar dollar AS bagi WHO dalam dua tahun untuk membantu pengendalian Covid-19. Dukungan dana itu khususnya untuk negara-negara berkembang.
Jumlah bantuan itu hampir menyamai seluruh anggaran program WHO tahun lalu dan lebih dari cukup untuk mengompensasi penundaan sumbangan AS kepada WHO yang sekitar 400 juta dollar AS setahun.
Namun, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Ullycot menyebut sumbangan itu adalah ”koin untuk mengalihkan perhatian dari desakan negara-negara yang menuntut tanggung jawab China yang gagal memperingatkan dunia akan apa yang bakal terjadi”.
Berulang kali China menentang desakan penyelidikan asal virus korona baru dan evaluasi respons terhadap wabah Covid-19. Namun, Xi kini memberikan sinyal bahwa Beijing akan menerima evaluasi independen respons global setelah pandemi berakhir. ”Pekerjaan ini membutuhkan sikap ilmiah dan profesional dan perlu dipimpin oleh WHO,” ujar Xi.
Belajar dari pengalaman
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, WHO telah ”membunyikan alarm sejak awal dan terus membunyikannya”. Ketika WHO menyatakan darurat global pada 30 Januari 2020, kasus Covid-19 di luar China belum mencapai 100 kasus dan belum ada kasus meninggal.
Dalam forum daring itu, Tedros yang selalu menjanjikan evaluasi mengatakan bahwa lembaganya akan mengevaluasi ”secepat mungkin” dan membuat rekomendasi. Ia mendapat banyak dukungan dari panel pengawas independen WHO.
”Setiap negara dan setiap organisasi harus mengevaluasi responsnya dan belajar dari pengalaman,” ujar Tedros. Dalam laporannya, komite pengawas WHO menilai lembaga itu telah ”menunjukkan kepemimpinan dan membuat kemajuan penting dalam respons Covid-19”.
Meski mendorong evaluasi atas respons global terhadap pandemi, panel pengawas independen menyebut bahwa melakukan evaluasi sekarang bisa menghambat respons WHO terhadap pandemi itu sendiri.
Panel itu juga menyebutkan bahwa ”pemahaman yang tidak sempurna dan terus berkembang” ketika penyakit baru muncul adalah hal yang biasa dan ”politisasi terhadap respons pandemi” justru akan menghambat upaya mengendalikan penyakit ini. (REUTERS/AP)