Australia dan Selandia Baru kembali memperketat sebagian kebijakannya, terutama menyangkut akses perjalanan, untuk mencegah lonjakan kasus baru Covid-19.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
SYDNEY, SELASA — Warga Australia diperingatkan untuk tidak bepergian ke Melbourne. Kota terbesar kedua di ”Negeri Kanguru” itu kini memperketat pembatasan untuk mencegah terjadinya gelombang kedua infeksi virus korona.
Dalam sepekan terakhir, Negara Bagian Victoria melaporkan lebih dari 110 kasus Covid-19 yang mayoritas berasal di Melbourne. Hal ini membuat pemimpin negara bagian yang lain untuk memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke kota tersebut.
Menteri Besar Negara Bagian New South Wales Gladys Berejiklian mengatakan, siapa pun yang berencana pergi ke Melbourne harus ”memikirkan ulang rencananya”.
”Pada tahap ini, imbauannya adalah tidak bepergian ke titik panas itu,” kata Berejiklian di Sydney, yang pernah menjadi episentrum Covid-19 di Australia.
”Kami merekomendasikan warga saat ini untuk tidak pergi ke Melbourne kecuali terpaksa,” tambahnya.
Otoritas di Victoria kini telah menghentikan rencana membuka kembali restoran dan kafe. Aturan kerumunan di rumah juga kembali diberlakukan sebagai respons atas kasus Covid-19 yang kembali muncul.
Tindakan tersebut menjadi langkah mundur pertama di tengah pelonggaran pembatasan yang tengah berlangsung di negara bagian lain di Australia untuk menggerakkan ekonomi.
Meski jumlah kasus baru yang muncul di Melbourne relatif kecil, lonjakan penularan lokal di tingkat masyarakat yang sulit dilacak oleh pemerintah setempat telah menimbulkan kekhawatiran bahwa penyebaran virus yang cepat akan tidak terkontrol.
Pemimpin kantor kesehatan Negara Bagian Victoria, Brett Sutton, menyebutkan bahwa lonjakan kasus itu disebabkan oleh kelelahan menjalani karantina wilayah dan rasa puas. Situasinya sekarang telah mencapai ”titik yang bahaya” karena ”tidak ada lagi rencana B”.
”Kita benar-benar dalam risiko gelombang kedua, tetapi kita bisa mengatasinya, dan kita harus mengatasinya,” kata Brett, Sabtu (20/6/2020).
Seperti halnya wilayah lain di Australia, pembatasan perjalanan sejak dini dan larangan berkerumun telah berhasil menekan laju penularan di Melbourne hingga pekan lalu ketika terjadi lonjakan kasus.
Kita benar-benar dalam risiko gelombang kedua, tetapi kita bisa mengatasinya, dan kita harus mengatasinya.
Kluster kasus baru muncul di Stamford Plaza Hotel, Melbourne, yang digunakan untuk mengarantina warga Australia yang baru kembali dari luar negeri, toko pakaian H&M di bagian utara kota itu, dan di dua permukiman di area pedesaan.
Turnamen sepak bola Australia juga ditunda setelah terdapat seorang pemainnya yang positif Covid-19 akhir pekan lalu.
Sejauh ini, meski sebagian besar wilayah di Australia sudah menyatakan diri bebas virus korona, negara itu melaporkan hampir 7.500 kasus Covid-19 dengan 102 kasus meninggal.
Sementara itu, Selandia Baru memperpanjang larangan bagi kapal pesiar untuk sandar di negara itu sebagai upaya mencegah munculnya kasus Covid-19 melalui kasus impor.
”Kami memperpanjang larangan kapal pesiar masuk yang akan habis masa berlakunya pada 30 Juni 2020,” kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dalam jumpa pers.
Kamis pekan lalu, Selandia Baru melaporkan kasus baru ketiganya dalam sepekan kemarin. Kasus ini adalah seorang pria berusia 60 tahun yang terbang dari Lahore, Pakistan, melalui Doha dan Melbourne, 11 Juni 2020. Pria ini sekarang menjalani isolasi.
Dua kasus sebelumnya, dua orang perempuan yang tiba dari Inggris dan diizinkan meninggalkan fasilitas karantina lebih awal. Pemerintah telah dimintai penjelasan mengapa kedua perempuan itu meninggalkan fasilitas karantina tanpa menjalani pemeriksaan yang benar. (AFP/REUTERS)