Wali Kota Palembang Harnojoyo memberi sinyal untuk memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Palembang. Ini karena PSBB terbukti mengurangi angka penularan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS - Wali Kota Palembang Harnojoyo memberi sinyal Pembatasan Sosial Berskala Besar di ibukota Sumatera Selatan ini, bakal diperpanjang. Sejumlah indikator membuktikan PSBB berkontribusi menurunkan angka penularan Covid-19. PSBB juga merupakan masa transisi menuju normal baru.
Harnojoyo mengatakan, sejak diterapkan pada 20 Mei 2020 lalu, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Palembang, angka penularan dan reproduksi efektif (Rt) menurun dari 1,29 per 23 Mei 2020 menjadi 0,92 per tanggal 31 Mei. Per 31 Mei 2020, total warga Palembang yang terkonfirmasi positif mencapai 548 orang.
Ini akan dijadikan momen untuk menuju normal baru (Harnojoyo)
Karena itu, dia berharap dengan cara ini, angka penularan bisa terus ditekan hingga dibawah 0,50. Selain itu, pertimbangan lain adalah puncak penularan Covid-19 di Palembang akan terjadi pada 8 Juni 2020. Prediksi ini didapat dari hasil kajian insiden penyakit sebelumnya, angka transmisi, jumlah penduduk, dan tingkat kontak.
Hasil ini didapat dari hasil kajian Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya pada awal April lalu. Tidak hanya itu, ujar Harnojoyo, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang menyarankan agar PSBB diperpanjang. "Sekarang kami tengah mengevaluasi segala masukan yang sudah diterima," katanya.
Namun, Harnojoyo menegaskan dalam prosesnya kelak, Pemerintah Kota dibantu TNI/Polri, akan lebih ketat mengedukasi masyarkat untuk menerapkan protokol kesehatan. "Kami tidak hanya diam di titik pemeriksaan, tetapi akan jemput bola ke sejumlah fasilitas umum," ucapnya.
Menurutnya, setelah PSBB tahap pertama berjalan baik, skema kerja yang akan diterapkan selanjutnya adalah mengkolaborasikan antara PSBB dengan kehidupan baru. " Ini akan dijadikan momen untuk menuju normal baru," ungkapnya.
Dengan langkah ini, ungkap Harnojoyo, pihaknya berharap agar edukasi kepada masyarakat bisa lebih gencar sehingga persiapan menuju normal baru bisa berjalan dengan baik. "Semua sektor berperan mulai dari bidang kesehatan, pendidikan, dan sektor lainnya," kata dia.
Sebelumnya Pangdam II Sriwijaya Mayor Jenderal Irwan mengungkapkan, pihaknya siap untuk mendukung pemerintah kota perihal meningkatkan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Ada 1.725 personel yang akan dikerahkan untuk mendisiplinkan warga agar menjalankan protokol kesehatan.
Belum siap
Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan, Yuwono mengatakan untuk saat ini, semua daerah di Sumsel belum siap menjalankan normal baru karena belum memenuhi syarat. Hal yang paling terlihat adalah belum memadainya laboratorium untuk pemeriksaan Covid-19.
Saat ini jedah waktu antara pengambilan spesimen dengan hasil bisa sampai sembilan hari. Padahal idealnya kurang dari itu bagian ditargetkan hasil dapat diketahui dalam 1x24 jam.
"Kemungkinan pada pertengahan Juni kapasitas akan ditambah dan normal baru bisa dilaksanakan," ucapnya.
Sekretaris Daerah Palembang Ratu Dewa mengungkapkan per 3 Juni 2020, semua guru diwajibkan masuk ke sekolah terutama yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN). Mereka akan mempersiapkan rapor dan kurikulum untuk anak didiknya nanti.
Adapun untuk anak didik masih tetap belajar dari rumah. Dalam Surat Edaran Kegiatan Pembelajaran Satuan Pendidikan Kembali Beroperasi Masa Kebijakan Normal Baru, tertulis kegiatan belajar-mengajar kembali dilakukan pada 15 Juni 2020.
Namun apabila ada kebijakan baru akan ada pemberitahuan kemudian. "Kini dapat dipastikan pada 15 Juni, siswa masih belajar di rumah karena saat itu, karena masih PSBB," tegas Ratu.