Ratusan Kendaraan Diminta Putar Balik Saat Hendak Masuk Jateng
Menurut data Polda Jateng, jumlah terbanyak ada di Terminal Kecipir, Kabupaten Brebes, yang dalam dua hari terakhir ada 50 kendaraan diminta memutar balik. Pemeriksaan juga meliputi cek suhu tubuh penumpang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sebanyak 463 kendaraan diminta putar balik saat hendak memasuki Jawa Tengah sepanjang Jumat-Sabtu (24-25/4/2020). Aturan itu tindak lanjut dari larangan mudik pemerintah pusat dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Berdasarkan data Kepolisian Daerah Jateng, kendaraan terbanyak diminta putar balik ada di Terminal Kecipir, Kabupaten Brebes. Dua hari terakhir, sedikitnya ada 50 kendaraan diminta putar balik. Disusul Pintu Tol Pejagan, Brebes, yakni 49 kendaraan, Pos Mergo Cilacap 41 kendaraan, dan Pos Patimuan Cilacap 42 kendaraan.
Adapun sejumlah pos di perbatasan lain yang dijaga di antaranya Pos Prambanan Klaten, Pos Salam Magelang, Pos Nambangan Wonogiri, dan Pos Bagelen Purworejo. Selain itu, Pos Tawangmangu Karanganyar, Pos Jembatan Timbang Rembang, dan Pos Ketapang Blora.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jateng Komisaris Besar Iskandar Fitriana Sutisna, Minggu (26/4/2020), mengatakan, pos-pos tersebut menjadi pintu masuk pemudik. Pemeriksaan dilakukan pada setiap kendaraan untuk kemudian diminta putar balik.
”Pemeriksaan juga meliputi pengecekan suhu tubuh (dengan thermal gun) dan ada yang suhunya di atas 38 derajat celsius. Sampai saat ini, situasi masih berjalan lancar, aman, dan terkendali. Tidak ada kejadian-kejadian menonjol. Arus lalu lintas pun tetap lancar,” kata Iskandar.
Pemeriksaan dilakukan pada setiap kendaraan untuk kemudian diminta putar balik.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Jateng Satriyo Hidayat mengatakan, sejak pemberlakuan larangan mudik, setiap kendaraan pribadi dari arah barat menuju Jateng harus menunjukkan surat jalan. Aturan itu berlaku mulai 24 April hingga 7 Mei 2020. Mulai 8 Mei, Polda Jateng akan memberlakukan tilang.
”Yang boleh lewat hanya kendaraan logistik, kendaraan yang bertujuan khusus dari pemerintahan, atau kendaraan pribadi yang dilengkapi surat jalan untuk meneruskan perjalanan tertentu. Artinya, mereka diloloskan jika sudah mempunyai surat keterangan dari gugus tugas asal,” ujar Satriyo.
Hingga Kamis (23/4/2020) tercatat sudah ada 665.000 pemudik yang berada di desa masing-masing di Jateng. Selain itu, Pemprov Jateng juga menyiapkan sejumlah tempat karantina bagi mereka yang tetap nekat mudik.
Di Kota Semarang, mulai Senin (27/4/2020) akan diterapkan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM). Kebijakan itu berbeda dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena masih memberi ruang bagi masyarakat untuk berkegiatan, tetapi dengan kontrol ketat.
Pemberlakuan PKM tersebut tertuang dalam Peraturan Wali Kota Semarang Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan PKM Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Semarang. PKM berlaku selama 28 hari, hingga 24 Mei 2020.
Dalam PKM, masyarakat, pedagang kaki lima, dan tempat usaha boleh menjalankan usaha atau beraktivitas, tetapi harus mengikuti SOP dengan baik, dan itu kami kontrol.
”Dalam PKM, masyarakat, pedagang kaki lima, dan tempat usaha boleh menjalankan usaha atau beraktivitas, tetapi harus mengikuti SOP dengan baik, dan itu kami kontrol. Di antaranya, tempat duduk diberi jarak dan wajib memakai masker,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Hendrar menambahkan, pedagang atau tempat usaha boleh melayani langsung pelanggan hingga pukul 20.00. Setelah itu, dipersilakan beroperasi tetapi khusus untuk pesan antar atau dibungkus.
Disiapkan juga 16 titik pos pantau terpadu ditambah empat pos pantau angkutan transportasi di Bandara Jenderal Ahmad Yani (Semarang), Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Semarang Poncol, dan Pelabuhan Tanjung Emas. Di setiap pos akan terdapat tim patroli gabungan, di antaranya dari TNI, Polri, dinas perhubungan, dan Satpol PP Kota Semarang.
Hingga Minggu (26/4/2020), terdapat 234 kasus positif Covid-19 akumulatif, dengan rincian 143 orang dirawat atau perbaikan klinis, 61 orang sembuh, dan 30 orang meninggal. Terdapat juga 597 pasien dalam pengawasan (PDP) akumulatif dan 2.956 orang dalam pemantauan (ODP) akumulatif.