Manado Siap Jadi Pusat Uji ”Swab” di Sulut, Gorontalo, dan Maluku Utara
Uji sampel usap tenggorokan untuk mendeteksi virus korona jenis baru penyebab Covid-19 dapat dilaksanakan di Manado, Sulawesi Utara, mulai awal Mei 2020. Hal ini diharapkan mempercepat penanganan pasien Covid-19.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Uji sampel usap tenggorokan atau swab untuk mendeteksi virus korona jenis baru penyebab Covid-19 dapat dilakukan di Manado, Sulawesi Utara, mulai awal Mei. Setidaknya dua laboratorium bakal menguji sampel pasien terduga positif Covid-19 dari Sulut, Gorontalo, dan Maluku Utara.
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Manado adalah salah satu lokasi laboratorium yang disiapkan untuk uji sampel dengan teknik reaksi rantai polimerase (PCR). Laboratorium lain direncanakan dibuka di Rumah Sakit Umum Pusat Prof dr RD Kandou.
Menurut Kepala BTKLPP Manado Suharto, dua biosafety cabinet, satu microcentrifuge, dan satu alat real time PCR telah tersedia dan siap digunakan. Untuk menyesuaikan keamanan hayati tingkat 2 (BSL-2), lantai ketiga ruang telah dilapisi epoksi, sementara saluran limbah dan pengontrol tekanan udara telah dipasang.
”Kami menata kembali segala peralatan dan membersihkan ruang laboratorium. Biosafety cabinet sudah kami siapkan di ruang ekstraksi, sedangkan alat real time PCR yang masih dalam kotaknya akan dipasang di ruang mesin,” kata Suharto.
Hingga Rabu (29/4/2020), pengelola BTKLPP Manado mempersiapkan diri dengan memasukkan peralatan di laboratorium. Ada tiga ruang laboratorium yang akan digunakan, yaitu ruang mixing untuk persiapan reagen, ruang ekstraksi untuk mengambil asam ribonukleat (RNA) dari sampel usap, dan ruang mesin tempat uji sampel untuk mengetahui keberadaan virus SARS-CoV-2 di sampel.
Suharto menambahkan, reagen ekstraksi juga telah tersedia, tetapi jumlahnya masih terbatas. Reagen ini akan digunakan untuk simulasi uji sampel pada Kamis (30/4/2020) atau Jumat (1/5/2020), baru disusul tes sesungguhnya. ”Kalau nanti tes PCR sudah berlangsung, kebutuhan reagen akan dipasok dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta,” katanya.
BTKLPP Manado menyanggupi pengujian sampel pasien dari Sulut, Gorontalo, dan Maluku Utara.
Dalam sehari, laboratorium BTKLPP Manado dapat menguji 96 sampel dengan satu alat real time PCR. Butuh sekitar tujuh jam untuk menguji sampel hingga mendapatkan hasil tes.
Dengan kapasitas itu, BTKLPP Manado menyanggupi pengujian sampel pasien dari Sulut, Gorontalo, dan Maluku Utara. ”Tidak ada penerbangan langsung dari Maluku Utara ke Jakarta. Namun, ada feri khusus barang yang terus berlayar dari Ternate ke Bitung. Butuh waktu setidaknya satu hari,” katanya.
Laboratorium BTKLPP Manado akan dioperasikan delapan sampai sembilan petugas yang terbagi dalam dua hingga tiga kelompok. Kelompok yang bertugas akan berganti setiap hari. Tiga orang yang telah dilatih menangani tes PCR khusus Covid-19 akan melatih petugas lainnya.
Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, uji PCR dapat dimulai paling cepat Jumat (1/5/2020). Keberadaan laboratorium untuk tes PCR di Manado praktis akan memangkas waktu untuk mengetahui hasil tes. Selama ini, hasil baru didapatkan setelah 4-14 hari akibat lamanya pengiriman ke Makassar dan Jakarta.
”Dengan demikian, diagnosis dan penetapan status positif atau negatif bagi PDP (pasien dalam pengawasan) pasti lebih cepat. Begitu pula penanganan PDP yang butuh pengobatan lanjutan atau meninggal,” kata Steaven.
Keberadaan laboratorium juga akan meringankan beban tenaga kesehatan di ruang isolasi. Pasien yang negatif Covid-19 dapat dipindahkan ke ruang rawat inap biasa sehingga ruang isolasi tidak harus terisi penuh.
Secara epidemiologis, keberadaan laboratorium khusus uji PCR dapat membantu tim pemantau kesehatan Satgas Covid-19 memetakan penyebaran penyakit. Sebab, pemeriksaan PDP dan orang-orang yang berkontak dengannya dapat lebih cepat dilakukan.
”Pencegahan transmisi akan lebih efektif sehingga puncak pendemi ini akan bisa segera berlalu. Saya harap, kita bisa mengikuti tren di negara-negara lain yang kurva jumlah infeksinya mulai melandai,” kata Steaven.
Sementara itu, Gubernur Sulut Olly Dondokambey berharap kebutuhan reagen ekstraksi untuk tes PCR dapat segera dipenuhi pemerintah pusat. Sebab, rumah sakit di daerah bisa kewalahan jika hasil tes tak kunjung terungkap.
”Kami sudah siapkan rumah sakit umum daerah, tetapi terkendala susahnya mendapatkan ekstraksi reagen. Kami pun kesulitan untuk membeli dari sana (luar negeri),” katanya.
Sulut ketambahan tiga kasus positif menjadi total 43 kasus, Rabu. Dari jumlah tersebut, 12 orang telah dinyatakan sembuh, termasuk satu pasien yang meninggal karena gagal ginjal setelah sembuh. Adapun tiga orang lain meninggal saat masih menderita Covid-19.
Hingga Rabu pagi, 56 PDP telah meninggal, tiga di antaranya positif Covid-19. Sebanyak 31 sisanya dinyatakan negatif, sedangkan 22 lainnya masih menunggu hasil tes. Adapun PDP yang masih dirawat berjumlah 71 orang.