Jelang Lebaran, Pelintas di Tol Palembang-Kayu Agung Menurun
Jumlah kendaraan yang melintas di Tol Palembang-Kayu Agung menurun dua hari menjelang Lebaran.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Jumlah kendaraan yang melintas di Tol Palembang-Kayu Agung, Sumatera Selatan, dua hari menjelang Lebaran, menurun dibandingkan dengan hari normal. Hal ini disebabkan adanya larangan mudik oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Hal ini disampaikan Deputi Pembangunan Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung dari PT Waskita Sriwijaya Tol Yusuf Ar Rosadi, Jumat (22/5/2020). Dia mengatakan, saat ini, jumlah kendaraan yang melintas di Jalan Tol Palembang-Kayu Agung justru menurun dibandingkan dengan hari normal.
Biasanya, pada hari normal, kendaraan yang melintas bisa 10.000 unit per hari. Namun, saat ini menurun hingga hanya sekitar 8.000 kendaraan per hari. ”Dari jumlah tersebut, sekitar 53 persen merupakan kendaraan pribadi dan sisanya adalah angkutan logistik,” ucapnya.
Tidak hanya itu, sebagian besar kendaraan keluar di Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Hanya sebagian kecil kendaraan yang meneruskan perjalanan ke arah Lampung.
Yusuf menerangkan, menurunnya jumlah kendaraan ini disebabkan adanya larangan mudik dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan selama masa pandemi Covid-19. Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru meminta semua warga Sumatera Selatan yang ada di perantauan untuk tidak mudik karena dikhawatirkan memicu penularan Covid-19 yang lebih besar.
Penurunan volume kendaraan di tol juga disebabkan adanya pemeriksaan kendaraan yang dilakukan tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Palembang dalam kerangka pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Meski demikian, ungkap Yusuf, pelayanan yang dijalankan pengelola tol tetap sesuai prosedur standar operasi. ”Bahkan, jumlah petugas yang bersiaga di dalam tol ditambah dibandingkan hari biasa,” ujarnya.
Yusuf mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, jumlah kendaraan yang melintas tol sepanjang 33 kilometer ini memang belum optimal. Di awal pembukaan resminya pada 1 April lalu, hanya 7.000-8.000 kendaraan yang melintas. Padahal, pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru tahun 2019, jumlah kendaraan yang melintas bisa mencapai 16.000 kendaraan per hari.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang Agus Rizal mengungkapkan, sejak Palembang menerapkan PSBB pada Rabu (20/5/2020), kendaraan yang masuk ke Kota Palembang diperiksa secara lebih ketat. ”Kendaraan yang boleh melintas adalah yang memiliki keperluan khusus, seperti angkutan logistik dan untuk keperluan tugas,” ucapnya.
Bahkan, jumlah penumpang juga harus dibatasi, yakni maksimal 50 persen dari total kapasitas kendaraan. Jika aturan itu dilanggar, sanksi yang diberikan mulai dari meminta kendaraan kembali ke daerah asalnya hingga denda administrasi.
Pengetatan ini dilakukan karena jumlah warga Sumsel yang terjangkit Covid-19 terus meningkat. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Yusri mengungkapkan, per Jumat (22/5/2020), jumlah orang yang terjangkit sebanyak 693 orang. Dari jumlah tersebut, 22 orang meninggal.
Karena itu, Yusri mengingatkan masyarakat untuk tidak mudik pada Idul Fitri tahun ini. Hal tersebut karena bisa saja mereka yang mudik membawa virus ke kampung halamannya. ”Dari kasus positif yang ada di Sumsel, sebagian besar adalah orang tanpa gejala. Namun, sebenarnya mereka membawa virus dan bisa menularkannya kepada orang lain,” katanya.