Masuk Zona Merah, Tiga Daerah di Jateng Diawasi Ketat
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo akan mengirim surat ke kepala daerah di Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Magelang, dan diminta berhati-hati. Patroli agar ditingkatkan dan hari bebas kendaraan ditiadakan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengawasi tiga daerah yang masuk zona merah penularan Covid-19, yakni Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Magelang. Di tiga daerah itu, kegiatan yang mengundang kerumunan, termasuk hari bebas kendaraan, diminta ditiadakan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Kota Semarang, Senin (15/6/2020), mengatakan, penetapan zona tersebut didasarkan analisis dengan sejumlah indikator. Daerah-daerah selain Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabuaten Magelang masuk zona kuning. Adapun khusus Kabupaten Banyumas dan Wonosobo, kuning mendekati hijau.
”Kami akan mengirim surat ke bupati/wali kota (di tiga daerah itu) untuk diminta berhati-hati. Tolong semua dikencangkan lagi. Kerumunan-kerumunan dan car free day ditiadakan. Juga, pembatasan-pembatasan agar pengawasan bisa dilakukan lebih ketat,” kata Ganjar.
Dari pantauannya di Kota Semarang, Ganjar menilai masih banyak kerumunan, seperti olahraga pagi di Simpang Lima. Selain agar pemkot lebih meningkatkan patroli, ia berharap masyarakat turut mendukung dengan menerapkan protokol kesehatan dan tak berkerumun.
Di tiga daerah zona merah, Ganjar juga meminta agar ada penataan khususnya di pasar-pasar tradisional. ”Jadi, bukan hanya menutup pasar tiga hari dan disemprot (disinfektan) saat ditemukan kasus. Namun, juga dibuat penjarangan dan ada petugas yang patroli,” ujarnya.
Jadi, bukan hanya menutup pasar tiga hari dan disemprot (disinfektan) saat ditemukan kasus. Namun, juga dibuat penjarangan dan ada petugas yang patroli.
Selain itu, Ganjar pun akan meminta sejumlah laboratorium di Jateng untuk melakukan pemeriksaan spesimen selama 24 jam. Dengan demikian, diharapkan hasil bisa keluar lebih cepat. Menurut dia, diharapkan bukan dua hingga tiga hari, tetapi dalam sehari hasil pemeriksaan keluar.
Menurut data Pemprov Jateng, Senin (15/6/2020) pukul 15.50, terdapat 2.257 kasus positif Covid-19 kumulatif, dengan rincian 1.038 orang dirawat, 1.048 orang sembuh, dan 171 orang meninggal. Penambahan kasus cukup banyak terjadi pada Sabtu (13/6/2020) saat tercatat tambahan 120 kasus positif dalam sehari.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, Senin (15/6/2020) menuturkan, hingga kini telah dilaksanakan sekitar 35.000 tes usap dari sekitar 60.000 tes cepat di seluruh Jateng. Adapun dalam sehari dilakukan pemeriksaan berkisar 900-1.000 spesimen di delapan laboratorium yang tersedia di Jateng.
”Pengetesan ini dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan masif. (Target) yang utama ialah PDP (pasien dalam pengawasan) dan ODP (orang dalam pemantauan), juga sampling di satu lokasi yang memiliki faktor risiko (penularan),” ujar Yulianto. Pada akhir Juli, ditargetkan 120.000 tes usap sudah dilakukan.
Pada akhir Juli, ditargetkan 120.000 tes usap sudah dilakukan.
Proteksi diri
Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga Siti Zuraidah, melalui keterangan lewat video, menuturkan, Kota Salatiga ialah daerah dengan transmisi lokal Covid-19. Maka, setiap orang yang memiliki sejumlah gejala, seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas tanpa diketahui penyebabnya, akan langsung dikategorikan ODP.
Selain itu, ia juga meminta masyarakat tak menyambut era normal baru dengan euforia. ”Normal kembali kali ini berbeda. Saat ini, kita hidup di tengah-tengah Covid-19, karena itu jangan lupa untuk memproteksi diri dengan mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin,” katanya.
Menurut data Pemkot Salatiga, Senin (15/6/2020) pukul 12.00, terdapat 51 kasus positif kumulatif dengan rincian 25 orang dirawat dan 26 orang sembuh. Selain itu, terdapat 53 PDP kumulatif, 378 ODP kumulatif, dan 1.077 OTG kumulatif.
Sementara itu, di Kabupaten Blora, hingga Senin (15/6/2020) pukul 10.53, tercatat 30 kasus positif kumulatif dengan rincian 22 orang dirawat, 5 orang sembuh, dan 3 orang meninggal. Selain itu juga tercatat 62 PDP kumulatif, 1.029 ODP kumulatif, dan 675 OTG kumulatif.
Direktur RSUD Dr R Soetijono Blora, Nugroho Adiwarso, menuturkan, penanganan Covid-19 memerlukan kedisiplinan luar biasa. ”Sementara yang positif dirawat, kami harap bersabar. Tak ada alasan lain selain perawatan. Kami bukan menahan pasien. Jika sudah sehat dan negatif, dipersilakan pulang,” ujarnya.