Pemkot Yogyakarta Tolak Tutup Malioboro, Sultan HB X Imbau Warga di Rumah
Pemerintah Kota Yogyakarta menolak usulan untuk menutup kawasan wisata Malioboro dan sekitarnya pada malam Tahun Baru. Namun, Sultan HB X mengajak warga prihatin dengan tetap di rumah saat pergantian tahun.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Yogyakarta menolak usulan menutup kawasan wisata Malioboro dan sekitarnya pada malam Tahun Baru. Kawasan tersebut tetap boleh dikunjungi warga dan wisatawan yang ingin merayakan pergantian tahun. Meskipun demikian, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X mengajak warga laku prihatin dengan tetap di rumah.
”Malioboro tidak ditutup. Untuk malam Tahun Baru, kendaraan silakan lewat, tetapi buka tutup lho, ya. Kalau penuh ditutup, kalau longgar dibuka,” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam konferensi pers, Rabu (30/12/2020), di Yogyakarta.
Sebelumnya, Panitia Khusus (Pansus) Pengawasan Pelaksanaan Penanganan Covid-19 DPRD Kota Yogyakarta merekomendasikan kawasan Tugu Yogyakarta, Malioboro, dan Titik Nol Kilometer Yogyakarta ditutup dari pengunjung pada malam Tahun Baru. Penutupan diusulkan dilakukan pada Kamis (31/12/2020) mulai pukul 18.00 hingga Jumat (1/1/2021) pukul 06.00.
Usulan penutupan tiga kawasan itu muncul karena kawasan Tugu Yogyakarta, Malioboro, dan Titik Nol Kilometer selalu menjadi pusat berkumpulnya warga dan wisatawan saat malam Tahun Baru. Dikhawatirkan terjadi kerumunan yang bisa meningkatkan risiko penularan Covid-19 di tiga kawasan tersebut pada malam Tahun Baru.
Haryadi menyatakan, warga dan wisatawan yang datang ke kawasan Malioboro dan sekitarnya harus menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Protokol kesehatan itu mencakup 4M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Oleh karena itu, apabila terjadi kerumunan, petugas akan membubarkan.
”Kalau ada kerumunan, akan kami cairkan (bubarkan). Jadi, jangan tersinggung kalau berkerumun lalu kami cairkan,” ujar Haryadi.
Haryadi menambahkan, pada malam Tahun Baru, Pemkot Yogyakarta meniadakan aturan bebas kendaraan bermotor di kawasan Malioboro yang biasanya berlaku pukul 18.00-21.00. Oleh karena itu, pada Kamis pukul 18.00-21.00 kendaraan bermotor diperbolehkan melintasi kawasan Malioboro. Akan tetapi, petugas akan memberlakukan sistem buka tutup jika terjadi kepadatan lalu lintas.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta Agus Winarto mengatakan, sebanyak 354 petugas satpol PP akan disiagakan di kawasan Tugu Yogyakarta, Malioboro, dan Titik Nol Kilometer Yogyakarta pada malam Tahun Baru. Tiga kawasan itu memang menjadi perhatian khusus karena diperkirakan menjadi pusat keramaian pada saat momen pergantian tahun.
Oleh karena itu, Agus menambahkan, para petugas satpol PP akan mengawasi penerapan protokol kesehatan di tiga kawasan tersebut. Dalam bertugas, para anggota satpol PP itu akan dibantu petugas kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan.
Masyarakat diminta tetap tinggal di rumah dan tidak bepergian apabila tidak sangat mendesak.
Laku prihatin
Dalam kesempatan terpisah, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengimbau masyarakat DIY menjalankan laku prihatin untuk menyambut Tahun Baru 2021. Masyarakat diminta tetap tinggal di rumah dan tidak bepergian apabila tidak sangat mendesak.
”Saya mengajak seluruh warga DIY untuk melakukan laku prihatin bersama-sama, berefleksi di rumah, membatasi mobilitas, dan tidak bepergian apabila tidak sangat mendesak,” ujar Sultan yang juga merupakan Raja Keraton Yogyakarta.
Sultan juga mengimbau warga terus saling tolong-menolong dengan warga lainnya. Sikap saling menolong itu sangat penting untuk membantu warga yang terkena dampak pandemi Covid-19. ”Tetaplah saling ngaruhke (memberi perhatian) dan tetulung (tolong-menolong) antarwarga, khususnya kepada mereka yang terdampak pandemi Covid-19,” ujarnya.
Wakil Gubernur DIY Paku Alam X juga mengajak masyarakat DIY untuk merayakan momen pergantian tahun dengan beraktivitas di rumah saja. ”Saya mengajak seluruh masyarakat Yogyakarta untuk merayakan momen pergantian tahun baru bersama keluarga tercinta dengan beraktivitas di rumah saja, refleksi diri, dan bertafakur,” ujarnya.
Paku Alam X juga mengimbau warga DIY menjadi sosok yang berkontribusi positif meminimalkan penularan penyakit Covid-19. Kesadaran masyarakat itu sangat penting agar penularan Covid-19 di DIY bisa ditekan.
”Junjung tinggi tepa selira (tenggang rasa) dengan menjadi subyek yang baik dalam menekan penyebaran Covid-19 di Yogyakarta yang kita cintai bersama,” ujar Paku Alam X yang juga Adipati Kadipaten Pakualaman.