Menjajal Sedan Terbaru di Sirkuit Jepang
Jurnalis Kompas Ambrosius Harto (BRO) mendapat undangan dari Mazda Motor Corporation untuk mengikuti Media Visit All New Mazda3 Sneak Preview, sekaligus uji jalan produk terbaru atau generasi ketujuh Mazda3 di Sirkuit Mine, Jepang. Kegugupan dan kekikukan turut mewarnai proses pengetesan.
Ketika sedang mempersiapkan diri berangkat ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, saya menerima surat undangan liputan ke luar negeri dari Redaksi Kompas, Jumat (26/4/2019).
Warkat dalam pesan WhatsApp itu berasal dari PT Eurokars Motor Indonesia yang meminta Kompas mengirim salah satu jurnalisnya guna mengikuti Media Visit All New Mazda3 Sneak-Preview di Jepang kurun 13-16 Juni 2019.
Sambil mempersiapkan keberangkatan ke Lombok untuk meliput Kompas Tambora Challenge 2019 Lintas Sumbawa 320K, saya segera menghubungi Head of Public Relations Department EMI Fedy Dwi Parileksono.
Saya sampaikan apresiasi atas kepercayaan perusahaan penyalur produk dan suku cadang Mazda itu kepada Kompas. Selain itu, saya juga meminta tambahan waktu untuk pengiriman berkas pengurusan visa Jepang karena harus berkonsentrasi dahulu untuk peliputan Lintas Sumbawa 320K, 1-4 Mei 2019.
Penugasan di Pulau Sumbawa berjalan baik. Pengurusan visa di Jakarta juga lancar. Sebelum ke Jepang, saya masih cuti untuk liburan bersama keluarga menjelang Lebaran.
Singkat cerita, saya kemudian bertemu rekan-rekan jurnalis dan perwakilan EMI yang akan berangkat ke Jepang di Terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta, Rabu (12/6/2019) malam.
Selain Fedy, ada pula Product Expert EMI Kenny Wala, jurnalis Gridoto.com Muhammad Ermiel Zulfikar, dan jurnalis Autonetmagz.com Claudius Surya atau akrab dengan nama panggilan Audi.
Di Terminal 3, kami jajan di Marugame Udon, mengisi perut yang lapar sekaligus terapi lidah agar cepat beradaptasi dengan gaya kuliner Jepang.
Kamis (13/6/2019) petang, kami mendarat di Bandar Udara Fukuoka dan melanjutkan perjalanan ke Kitakyushu dengan kereta bawah tanah, lalu kereta peluru atau Shinkansen.
Selama acara, kami menginap di RIHGA Royal Hotel yang megah dan wah, di seberang Stasiun Kokura, cuma 100 meter.
Di antara hotel dan stasiun terdapat Aruaru City, gedung yang menjual manga, anime, dan mainan Jepang yang ternyata murah dan bikin mabuk kepayang.
Sampai sehari kemudian, kegiatan kami yang berada di Kitakyushu, antara lain ”keracunan” mainan yang akan dibahas dalam tulisan lain.
Tak seperti dua hari sebelumnya yang cerah, Sabtu (15/6/2019) pagi langit menumpahkan ”tangis”-nya di Kitakyushu. Udara terasa sejuk saat rombongan jurnalis berangkat dengan bus dari hotel menuju Mine Proving Ground atau Sirkuit Mine di Prefektur Yamaguchi. Jaraknya sekitar 60 kilometer atau 90 menit berkendara santai dalam lalu lintas lancar.
Selama perjalanan, saya mengobrol dengan Audi tentang otomotif. Maklum, saya amat awam dan merasa cemas tak dapat menunaikan tugas dengan baik meski sudah banyak membaca dan menonton tentang produk Mazda.
Tiba di Sirkuit Mine, cuaca masih tidak bersahabat. Area bekas balapan di kawasan berbukit itu dikepung halimun. Udara sejuk tetapi angin cukup kencang. Tanpa payung, mondar-mandir di bawah gerimis, membuat baju cepat basah.
Sepatu pun menganga karena sebelumnya sempat jebol dan kemudian dilem. Saya mengelus dada dan siap menahan malu jika ada yang menyindir. Untunglah tiada yang memperhatikan kedua alas kaki yang mangap separuh itu.
Acara di Sirkuit Mine dijadwalkan berlangsung sampai pukul 17.00 waktu setempat. Perbedaan waktu di Fukuoka dan Yamaguchi (prefektur semacam provinsi atau negara bagian) dua jam dengan WIB atau sama dengan WIT. Agenda saat itu berisi pemaparan Mazda, pengenalan, dan uji jalan All New Mazda3 dalam dua sesi, yakni di lintasan dalam dan lintasan luar.
Di salah satu garasi, Mazda menjejerkan tiga mobil All New Mazda3. Satu sedan berona machine gray dan dua hatchback berona soul red crystal dan polymetal gray. Patut diakui, karya yang disebut Mazda sebagai produk premium itu memang bikin geleng kepala dan kagum. Kemudinya berada di kanan karena akan diluncurkan untuk pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Fedy sempat bercerita, sebenarnya mobil yang disiapkan untuk uji jalan adalah yang bersetir kiri atau produk untuk pasar Amerika Utara dan Eropa. Sementara, mobil yang kami lihat di garasi cuma untuk dipandang, disentuh, dikagumi, dan dipotret. Aduh, gemetar saya.
Harus saya akui, ini pertama kali saya mencoba produk otomotif secara resmi. Apalagi, produknya premium, jenis yang nyaris tidak akrab dengan kehidupan keseharian saya di Surabaya.
Mobil yang saya pakai bukan tipe sedan atau hatchback, melainkan MPV berkapasitas 7-8 orang. Harganya separuh dari mobil yang akan saya jajal di Jepang.
Belum lagi, uji jalan dilakukan di tengah kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Setir mobilnya pun kiri. Bagaimana saya bisa segera membiasakan diri dengan pengalaman setir kiri yang nol?
Pengalaman ”setir kiri” saya hanya sebatas di arena ketangkasan konsol di pusat-pusat belanja. Tiba-tiba muncul rasa cemas, apakah saya bisa dengan mulus menyetir atau malah membuat kekonyolan.
Mazda memasangkan saya dengan Audi dalam uji jalan. Unit yang dites adalah All New Mazda3 sedan dengan konfigurasi mesin Sky-Activ 2.0 dan sedan Mazda3 produk sebelumnya dengan mesin Sky-Activ 1.5.
Sebelum uji jalan, kami mendapat latihan keseimbangan tubuh, pengarahan, dan pemaparan materi. Intinya, tes bisa ditunda, bahkan dibatalkan, jika ada yang melanggar kesepakatan atau cuaca berubah buruk yang berpotensi membahayakan keselamatan berkendara.
Saya mendapat giliran pertama sebagai pengemudi, sementara Audi sebagai penumpang. Dasar pelupa, saya menuju pintu kanan, sedangkan Audi ke pintu kiri. Begitu pintu mobil dibuka saya kaget, kok, tidak ada kemudinya.
Audi mengingatkan saya kalau posisi kami terbalik. Saya mencoba merayu Audi agar dia mau bertukar menjadi pengemudi. Namun, lelaki berkacamata itu menolak. Menyadari kekonyolan itu, saya tepuk jidat, mengumpat berbisik, tertawa, lalu berganti posisi.
Kekikukan tidak berhenti di sana. Di dalam kabin, dengan polos saya bertanya kepada Audi, apakah mesin mobil sudah dinyalakan atau belum. Tentu saja sudah dan lucunya saya sempat melirik di mana lubang kuncinya padahal penyalaan mesin memakai tombol.
Sejenak saya mencoba menikmati interior kabin yang wah dan jelas berbeda dengan mobil sehari-hari saya di Surabaya yang standar itu.
”Lo kayaknya tegang banget, deh. Santai aja sih, nikmati,” kata Audi kepada saya yang gugup.
”Asli, gugup gua. Ini pertama kali nyetir produk keren. Lintasan hujan pula. Aduh, semoga lancar, deh,” ujar saya berusaha tegar.
Saat perintah jalan terlihat, mobil saya tidak segera berjalan. Rupanya, saya belum mematikan fungsi rem tangan dan memindahkan transmisi otomatis dari posisi P ke D.
Sambil tertawa geli, Audi kembali membesarkan hati saya agar tidak gugup dan segera bisa mengendalikan situasi. Mobil meluncur mulus dan ternyata saya menikmatinya.
Uji jalan di lintasan dalam meninggalkan kesan positif. Saya berkali-kali berceloteh dan tertawa gembira karena mobil ini enak sekali.
Pada produk generasi ketujuh ini, Mazda tetap mengangkat filosofi jinba ittai yang menggambarkan perasaan menyatu amat kuat antara sang penunggang dan kudanya.
Baca juga: Saat Tim Liga Kompas Terjebak Kudeta Berdarah di Turki
Kemanunggalan yang begitu kuat membuat sang penunggang dapat melakukan hal lain, seperti memanah dalam situasi pertempuran atau unjuk kebolehan dalam kompetisi panahan berkuda Yabusame.
Dalam uji jalan ini, kami harus mengakui keunggulan Mazda dalam menerapkan filosofi luhur Jepang dalam produknya. Klaim produk untuk meningkatkan kenikmatan berkendara bukan isapan jempol.
Saat ganti Audi yang mengemudi, saya punya kesempatan lebih luas untuk menikmati suasana kabin yang wah. Panel dan konsol yang diselimuti kulit hitam dengan jahitan amat rapi tidak bisa tidak membangkitkan kekaguman.
Kekedapan, kestabilan, dan kekuatan kendaraan ini membuat jatuh hati. ”Mampus deh kalau bikin ingin ganti mobil,” ujar Audi.
Baca juga: Mengantar Polisi dari Kampung Menjadi Teladan Indonesia
Berikutnya, kami menguji produk pendahulu Mazda3. Memang terasa banyak perubahan. All New Mazda3 membawa berbagai pembaruan dari segi mesin, sasis, pengereman, interior, pencahayaan, sistem suara, dan teknologi aplikasi Mazda Connect.
Sesi uji jalan di lintasan dalam dan luar Sirkuit Mine dapat berlangsung dengan lancar. Tiada dari kami yang ugal-ugalan. Tiada terjadi kecelakaan atau pelanggaran kesepakatan.
Sore, saat langit tetap mendung dan gerimis, kami meninggalkan lokasi pengujian untuk kembali ke hotel guna santap malam di Kitakyushu sekaligus perpisahan.
Pengalaman tes produk otomotif di negara asal produsen jelas membawa pengalaman baru dan meninggalkan kesan mendalam. Saya harus terus belajar dan berkembang. Jalan jurnalisme yang saya tekuni 15 tahun ini memang tidak akan pernah berakhir.
Dengan berbagai kekurangan, saya menyadari masih banyak tantangan baru yang akan didapat melalui penugasan ke berbagai tempat di penjuru dunia. Dari sanalah saya meyakini profesi ini membahagiakan.