Dibelai Salju di Gunung Tateyama
Bagi kebanyakan orang Indonesia, untuk merasakan dinginnya salju alami harus berpelesir ke luar negeri dengan biaya tinggi. Tak heran jika para wisatawan dewasa dari Indonesia itu sangat gembira seperti anak kecil.
”Wow, salju! Keren!” kata wisatawan asal Indonesia saat melihat hujan salju di lembah Murodo, kaki Gunung Tateyama, Jepang, Minggu (27/10/2019). Tak lama kemudian, belasan wisatawan itu berfoto sambil tertawa girang di bawah hujan salju.
Bagi kebanyakan orang Indonesia, untuk merasakan dinginnya salju alami harus berpelesir ke luar negeri dengan biaya tinggi. Tak heran jika para wisatawan dewasa dari Indonesia itu sangat gembira seperti anak kecil bermain air hujan.
Wisata di kaki Gunung Tateyama itu lebih dikenal dengan nama Tateyama Kurobe Alpine Route yang berada di Prefektur Nagano dan Toyama. Paket wisata ke Gunung Tateyama belum sepopuler ke Gunung Fuji. Belakangan, pemerintah Jepang giat mempromosikan wisata Tateyama Kurobe kepada wisatawan asing.
Perjalanan dari Tokyo ke Nagano menggunakan bus membutuhkan waktu 3-3,5 jam. Untuk menghemat waktu, wisatawan bisa menggunakan kereta peluru (Shinkansen) dari Tokyo ke Nagano dengan waktu tempuh 1,5 jam.
Kompas dan rombongan media tour Honda Prospect Motor harus naik bus wisata karena layanan Shinkansen masih terganggu akibat dampak topan Hagibis. Perjalanan naik bus memang cukup lama, tetapi pemandangan sepanjang perjalanan tidak membosankan karena melewati wilayah perdesaan Jepang.
Baca juga: CMBS, Teknologi Pengereman Teranyar dari Jepang
Obyek wisata Tateyama Kurobe masuk dalam Taman Nasional Chubu Sangaku. Itu sebabnya banyak peraturan ketat yang harus dipatuhi pengunjung, yaitu dilarang berjalan di luar jalur yang telah dibuat permanen, dilarang memetik tanaman atau bunga, dilarang membuang sampah, dan hanya menggunakan toilet yang tersedia.
Wisata di kaki Gunung Tateyama itu lebih dikenal dengan nama Tateyama Kurobe Alpine Route yang berada di Prefektur Nagano dan Toyama. Paket wisata ke Gunung Tateyama belum sepopuler ke Gunung Fuji. Belakangan, pemerintah Jepang giat mempromosikan wisata Tateyama Kurobe kepada wisatawan asing.
Sarana transportasi di dalam obyek wisata Tateyama Kurobe tidak boleh menggunakan bahan bakar minyak untuk menjaga kebersihan udara. Kendaraan berbahan bakar minyak harus berhenti di luar lokasi. Transportasi wisatawan seluruhnya menggunakan kendaraan bertenaga listrik.
Belasan stasiun
Wisata Tateyama Kurobe menawarkan pengalaman menjelajah medan pegunungan dengan berbagai jenis kendaraan, yaitu bus listrik, kereta kabel, dan kereta gantung. Total ada 11 stasiun yang sekaligus menawarkan pemandangan memukau. Wisatawan harus berganti kendaraan enam kali pergi-pulang.
Kompas memulai perjalanan menjelajah Tateyama Kurobe dari Nagano menuju titik keberangkatan, yaitu halte bus Ogizawa. Mulai dari Ogizawa semua kendaraan untuk mengangkut wisatawan adalah kendaraan nonbahan bakar minyak.
Tujuan pertama setelah tiba di Ogizawa adalah naik ke Bendungan Kurobe, yaitu bendungan terjangkung di Jepang (186 meter) di ketinggian 1.470 meter di atas permukaan laut (mdpl). Perjalanan ke Bendungan Kurobe menggunakan bus listrik selama 16 menit. Bus berjalan di dalam terowongan yang menembus perut gunung sepanjang 6 km.
Wisatawan dapat menikmati bendungan bersejarah Kurobe yang dalam pembuatannya menewaskan 171 pekerja. Pintu bendungan dibuka setiap tahun antara tanggal 26 Juni dan 15 Oktober sebagai atraksi wisata. Pintu bendungan sanggup menggelontorkan 10 ton air per detik.
Puas melihat bendungan raksasa, wisatawan berjalan kaki ke stasiun kereta kabel Kurobeko (1.455 mdpl) menuju stasiun Kurobedaira yang letaknya lebih tinggi (1.828 mdpl). Perjalanan ke Kurobedaira dengan kereta kabel selama lima menit sejauh 0,8 km.
Perjalanan naik kereta kabel ke Kurobedaira terasa lama, terutama bagi wisatawan yang takut ketinggian. Kereta kabel ”dikerek” ke atas dalam terowongan dengan kemiringan sekitar 30 derajat. Kereta kabel Kurobeko-Kurobedaira didesain khusus dengan bentuk miring sesuai dengan sudut kemiringan rel.
Sampai di Kurobedaira, perjalanan dilanjutkan ke tempat yang lebih tinggi, yakni stasiun Daikanbo (2.316 mdpl), menggunakan kereta gantung. Perjalanan membutuhkan waktu 7 menit menempuh jarak 1,7 km. Ketika Kompas menaiki kereta gantung, cuaca hujan dan berkabut sehingga tidak tampak pemandangan di bawah kereta gantung.
Setelah sampai di Daikanbo, perjalanan berlanjut ke titik tertinggi wisata pegunungan Tateyama Kurobe, yaitu stasiun Murodo (2.450 mdpl). Perjalanan Daikanbo-Murodo menggunakan bus listrik yang berjalan di dalam terowongan sepanjang 3,7 km. Waktu tempuh bus listrik sekitar 10 menit.
Murodo adalah lembah yang dikelilingi pegunungan. Di sana terdapat hotel, penginapan, dan tempat mandi air panas. Ketika Kompas tiba di Murodo, Sabtu (27/10), hujan salju sudah turun dengan suhu di bawah 5 derajat celsius. Siang itu, Murodo berselimut salju tipis meski bulan Oktober masih masuk musim gugur, belum masuk musim dingin.
Lokasi yang wajib disambangi di Murodo adalah danau vulkanik Mikurigaike. Saat cuaca cerah, bayangan puncak Gunung Tateyama terpantul di permukaan air danau Mikurigaike. Menurut kisah legenda, air danau Mikurigaike dipakai untuk memasak hidangan bagi dewa-dewa yang bersemayam di pegunungan.
Puas menikmati pemandangan di Murodo, perjalanan wisata pegunungan Tateyama Kurobe sudah sampai puncaknya, tetapi belum berakhir.
Baca juga: Ini Wajah Honda All New Fit di Tokyo Motor Show
Wisatawan turun dari stasiun Murodo (2.450 mdpl) ke stasiun Bijodaira (977 mdpl) naik bus listrik. Perjalanan cukup panjang menempuh jarak 23 km selama 50 menit. Pemandangan di luar kaca bus menambah kesyahduan karena bus berjalan melewati hutan lebat yang terjaga keasliannya. Di sepanjang jalan, dedaunan telah menguning atau rontok tanda musim gugur telah tiba.
Dari stasiun Bijodaira, perjalanan dilanjutkan ke stasiun terakhir, yaitu stasiun Tateyama (475 mdpl), menggunakan kereta kabel. Perjalanan ditempuh dalam waktu 7 menit sejauh 1,3 km.
Kereta kabel Bijodaira-Tateyama bentuknya sama seperti di jalur Kurobeko-Kurobedaira, yakni miring. Perbedaannya, jalur Bijodaira-Tateyama menurun, sedangkan Kurobeko-Kurobedaira menanjak. Sampai di Tateyama, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan ke kota lain, yaitu Kanazawa, Nagoya, Osaka, atau kembali ke Tokyo.
Pengalaman paling berkesan di wisata pegunungan Tateyama Kurobe tentu menikmati belaian hujan salju di musim gugur. Selain itu, kekaguman pada komitmen menjaga kebersihan udara dengan melarang kendaraan berbahan bakar minyak masuk kawasan wisata Tateyama Kurobe.
Pengalaman paling berkesan di wisata pegunungan Tateyama Kurobe tentu menikmati belaian hujan salju di musim gugur. Selain itu, kekaguman pada komitmen menjaga kebersihan udara dengan melarang kendaraan berbahan bakar minyak masuk kawasan wisata Tateyama Kurobe.
Baca juga: Makanan Tiruan ala Jepang yang Bikin Ngiler